Kamis, 14 April 2011

analisis terhadap novel Autumn In Paris karya Ilana Tan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Penelitian merupakan satu di antara kegiatan yang dilakukan seseorang ataupun sekelompok orang terhadap sebuah karya atau suatu hal untuk dianalisis. Penelitian adalah kegiatan penyelidikan yang dilakukan secara teliti dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.
Menurut satu di antara pakar yang memberikan definisi penelitian ini adalah J. Suprapto. Menurutnya penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis. Langkah sistematis adalah mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generalisasi, baik berupa teori, prinsip baik yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan melalui alat primernya, yaitu empiris dan analisis. Penelitian itu sendiri bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.
Sastra diciptakan oleh seorang penulis atau sastrawan untuk dinikmati, dihayati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Hasil ciptaan sastrawan itu sendiri disebut sebagai karya sastra. Layaknya sebuah karya, karya sastra ini bisa berbentuk tulisan, lisan ataupun benda. Namun karya yang paling banyak terbentuk dari tangan seorang sastrawan adalah tulisan. Tulisan yang bisa berisikan tentang cerita fiksi atau nonfiksi. Dari tulisan hasil karya mereka inilah pembaca dapat terhibur, dan tidak lupa mendapat tambahan wawasan.
Karya sastra memiliki banyak jenis, satu di antara karya sastra itu adalah novel. Dari Wikipedia Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1995 : 694) dijelaskan bahwa novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.
Novel berasal dari bahasa Italia novella, yang dalam bahasa Jerman novelle, dan dalam bahasa Yunani novellas, kemudian masuk ke Indonesia menjadi novel. Istilah novella dan novelle saat ini mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelette (Inggris, novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cakupan, tidak terlalu panjang juga tidak terlalu pendek. Nurgiyantoro, (1995 : 9) menjelaskan bahwa novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus. Dan novel menurut Drs. Jacob Sumardjo adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia.
Masih mengenai hasil karya sastra seorang sastrawan, Ilana Tan adalah satu di antara penulis yang telah banyak menerbitkan hasil karyanya di dunia tulisan. Beberapa novelnya yang sedang memasyarakat saat ini adalah Autumn In Paris, Summer In Seoul, Winter In Tokyo, dan Spring In London. Meskipun baru menerbitkan empat novel, namun nama Ilana Tan sudah sangat populer di tengah masyarakat, terutama remaja. Iliana Tan sendiri merupakan seseorang yang sangat mencintai pekerjaannya sebagai penulis. Namun bukan berarti dirinya tidak suka menikmati karya seni lainnya. Beliau juga sangat menyukai dan menikmati film, buku, dan bahasa asing. Oleh karena itu tidak aneh jika sebagian dari novelnya selalu dihiasi oleh bahasa-bahasa asing. Misalnya seperti bahasa Korea, Jepang, Paris, dan pastinya Indonesia. novelnya yang berjudul Autumn In Paris yang saat ini menjadi bahan penelitian penulis adalah novelnya yang kedua. Meski merupakan novelnya yang kedua, tapi Autumn In Paris lebih populer dan menarik dibanding tiga karya lainnya.
Berdasarkan karya yang ditulis oleh Ilana Tan ini, penulis memiliki keinginan untuk melakukan penelitian terhadap karyanya. Banyak dari masyarakat pembaca yang hanya menikmati jalan cerita yang tersaji dalam novel ini, dan sedikit yang mampu memahami cerita dari sudut pandang penulis berkaitan dengan kehidupan. Masyarakat terlalu sering hanya menjadikan karya ini sebagai hiburan. Padahal jika ditilik, banyak nilai-nilai kehidupan yang dapat kita peroleh di dalam cerita atau karya-karya ini. Lewat penelitian yang dilakukan, penulis akan menganalisis isi novel ini secara mendalam dan mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya melalui unsur-unsur cerita yang terdapat dalam novel.


1.2 Masalah Penelitian
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini secara umumnya yaitu mengenai karya Ilana Tan, Autumn In Paris ini secara mendalam. Namun secara khususnya, masalah yang akan diteliti dan dibahas oleh penulis dalam penelitian ini ada dua hal.
1. Bagaimana nilai ekonomi yang terkandung di dalam novel Autumn In Paris?
2. Bagaimana sikap hidup dan hubungan sosial yang terkandung di dalam novel Autumn In Paris ini?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini oleh penulis secara umum adalah penggambaran nilai-nilai kehidupan didalam cerita Autumn In Paris karya Ilana Tan ini. Namun secara khususnya, penulis ingin mencapai dua tujuan.
1. Pendiskripsian mengenai nilai ekonomi yang terkandung di dalam novel Autumn In Paris.
2. Pendiskripsian mengenai nilai sosial budaya yang terkandung di dalam novel Autumn In Paris.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat di dalam sebuah penelitian terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah memberi tambahan wawasan atau pengetahuan mengenai penelitian terhadap suatu karya sastra dalam bidang ilmu pengetahuan. Manfaat praktis penelitian ini ditujukan pada pembaca secara umum.
1. Peneliti/penulis, yaitu menambah pengetahuan dalam melakukan sebuah penelitian dan menganalisis sebuah karya sastra.
2. Pendidik (misalnya guru), yaitu menambah bahan atau referensi dalam melakukan sebuah pembelajaran.
3. Siswa atau mahasiswa, yaitu menambah bahan atau referensi dalam menerima sebuah pembelajaran.
4. Pembaca secara umum, yaitu menambah wawasan dalam melakukan sebuah penelitian dan menambah wawasan mengenai gambaran nilai-nilai kehidupan dalam sebuah karya sastra.
5. Peneliti lain, yaitu menjadi bahan acuan untuk melakukan penelitian terhadap karya sastra lainnya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Novel Populer Indonesia
Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan (Dr. nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd. Dra. Abdul Roni, M.Pd.). Novel menjadi sebuah karya sastra yang begitu populer di dunia karena memiliki bahasa komunikasi yang sangat dekat dengan masyarakat pembacanya. Sebagai suatu bacaan, novel menjadi dua golongan yaitu novel serius dan novel hiburan. Namun bukan berarti novel hiburan hanya menceritakan kisah lucu dan menghibur, tetapi tetap memiliki nilai serius didalamnya. Demikian juga dengan novel serius, bukan berarti tidak memiliki daya hiburan didalamnya.
Novel hiburan dapat dikatakan juga sebagai novel populer. Novel populer dapat dengan mudah kita kenali melalui beberapa ciri-ciri yang biasanya ditemui dalam novel populer. Novel populer memiliki cover atau sampul berwarna cerah, ilustrasi agak ramai, gambar wanita atau cowoknya yang begitu mengekspresikan judul novel itu. Itu adalah bagian luar dari novel populer yang menjadi acuan mengapa novel itu dikatakan sebagai novel populer. Jika kita melihat sisi dalam novel itu, seperti misalnya nama penokohan, latar cerita, bahasa yang digunakan, dan unsur intrinsik lainnya maka kita juga akan menemui faktor-faktor yang membuat novel ini disebut sebagai novel populer.
Ciri lain dari sebuah novel populer adalah timbulnya tokoh stereotipe. Seperti misalnya ibu tiri atau saudara tiri, remaja-remaja yang hura-hura, dan lain sebagainya. Dan tokoh-tokoh itu dipertemukan dengan masalah yang ringan dan tidak mendalam. Memang disengaja agar pembaca tidak terlalu mengerutkan dahinya saat membaca, atau sampai berpikir keras mengenai isi cerita itu karena tujuan utama dari penulisan novel itu adalah untuk menghibur.
Dalam pemberian ”bumbu-bumbu cerita”, penulis sengaja menyajikan sesuatu yang mengeksploitasi perasaan pembaca. Pembaca dibuat seakan-akan menjadi diri si tokoh dan memiliki akhir cerita yang dapat dengan mudah tertebak. Karena novel ini dibentuk sederhana, mementingkan kesenangan dan hiburan maka novel ini lebih cocok dikatakan dibaca oleh remaja, anak-anak, atau bahkan pembantu rumah tangga, bukan kaum terpelajar. Namun bagi penulis itu tidak menutup kemungkinan masih ada kaum terpelajar yang juga ikut menikmati novel populer ini.

2.2 Tentang Ilana Tan dan Karyanya
Para pembaca remaja pastinya sudah tidak asing lagi dengan bacaan novel yang memiliki judul dan gaya cerita berlatang belakang empat musim, yaitu Spring, Autumn, Summer, dan Winter. Novel yang berjudul Summer In Seoul, Autumn In Paris, Winter In Tokyo, dan Spring In London ini ditulis oleh seorang penulis wanita yang sangat mengagumi kebudayaan Jepang, Korea, dan juga empat musim itu. Melihat apa yang dikagumi oleh pengarang ini, maka tidak heran keempat karyanya memang memiliki latar belakang cerita di negara asia seperti Korea, Paris, Tokyo, dan lainnya.
Seorang Ilana Tan, pengarang yang tidak pernah mencantumkan alamat email dan lainnya pada karyanya, memang seorang yang sangat mencintai kebudayaan yang berbau Asia seperti Jepang. Ilana Tan, meski baru membuat empat karya dan masih sering disebut sebagai penulis pemula, namun pengarang ini memiliki daya tarik cerita yang sangat menghipnotis pembacanya. Pengarang yang juga menyukai film dan jalan-jalan ini ternyata memang pernah berada di luar negeri sehingga terinspirasi utnuk menulis cerita berlatar belakang empat musim di Eropa.
Tidak dapat dipungkiri lagi kalau karya Ilana Tan juga menjadi santapan yang laris di tengah remaja saat ini. Apalagi memang keempat karyanya saling terkait, tokoh-tokoh dalam keempat karyanya ini memiliki hubungan, meski hanya tersingkap sekilas saja. Mungkin inilah yang menjadi suatu kekhasan seoarang Ilana Tan, sehingga dia menjadi pemula yang cukup tangguh melewati para seniornya di kancah penulisan. dapat Dikatakan dia seorang penulis pemula yang berhasil.
Berbicara mengenai keempat karyanya, Autumn In Paris dapat dikatakan sebagai karya yang paling laris. Novel Autumn In Paris ini pun memiliki akhir cerita yang berbeda dari ketiga karya lainnya. Autumn In Paris menyisakan tangis kesedihan bagi pembacanya atau dengan istilah berakhir sedih (sad ending). Sedangkan ketiga karya lainnya memiliki cerita yang lebih menyisipkan keberuntungan dan selalu berakhir bahagia (happy ending).
Begitu kreatifnya seorang Ilana Tan dalam menggabungkan kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Paris, Tokyo, dan negara Asia lainnya, ditambah betapa romantisnya keempat musim, membuat dirinya memiliki predikat sebagai pengarang yang hebat. Alur yang tersusun dalam setiap peristiwa menggambarkan kisah yang seakan-akan pembaca sendiri yang mengalaminya. Apalagi di sela-sela penggunaan bahasa Indonesia, Ilana Tan juga menambahkan unsur bahasa asing, seperti bahasa Paris, Jepang, dan lainnya. Hal itu menambah daya hipnotisnya untuk menarik banyak pembaca. Hal tersebut memberi gambaran bahwa tidak selamanya novel populer itu tidak memiliki nilai pendidikan, moral dan lainnya. Justru terkadang dengan membaca buku ringan yang mengandung pengetahuan meski tidak besar, namun pembaca dapat lebih mudah mengingatnya dan punya motivasi menggunakannya dalam pergaulan mereka.

2.3 Unsur Intrinsik Novel
Sebuah novel memiliki unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam pembentukkannnya. Unsur-unsur tersebutlah yang membuat cerita didalam novel menjadi hidup. Unsur-unsur intrinsik adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan dalam teks cerita itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik untuk karya sastra jenis novel, prosa dan lainnya ini ada tujuh unsur, yaitu tema, alur, tokoh, amanat, latar, gaya bahasa, dan sudut pandang.
Dalam pembahasan kali ini hanya akan dilakukan pembahasan mengenai unsur tokoh, alur dan setting/latar saja.
2.3.1 Tokoh
Tokoh adalah unsur dalam cerita yang diciptakan pengarang yang mengalami lakuan atau peristiwa-peristiwa dalam cerita. Pada umumnya tokoh adalah berwujud manusia, namun hal itu tidak menutup kemungkinan diwujudkan dalam wujud binatang atau benda lain yang diinsankan. Tokoh dalam cerita ini terbagi menjadi dua, yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan.
Tokoh sentral adalah tokoh utama, tokoh yang mengalami begitu banyak peristiwa dalam cerita tersebut. Tokoh sentral ini terbagi menjadi dua jenis. Pertama tokoh protagonis, yaitu tokoh baik hati, yang memiliki sikap atau sifat-sifat yang menggambarkan kebaikan. Seperti misalnya sederhana, baik hati, rajin, pintar, disenangi dan disayangi banyak orang, dan ciri lainnya. Kedua adalah tokoh antagonis, yaitu tokoh si jahat, yang memiliki sikap dan sifat yang bertentangan dengan protagonis. Seperti misalnya jahil, sombong, jutek, kasar, dan lainnya.
Berbeda dengan tokoh sentral, tokoh bawahan adalah tokoh yang mendukung dalam cerita. Tokoh bawahan ini mendukung tokoh sentral baik sebagai teman ataupun sebagai musuh. Tokoh bawahan ini terbagi menjadi tiga. Pertama tokoh andalan, yaitu tokoh yang menjadi andalan atau kepercayaan dari tokoh sentral baik antagonis maupun protagonis. Kedua adalah tokoh tambahan, yaitu tokoh yang hanya memiliki peran kecil dalam cerita. Tokoh ini biasanya bermain sebagai tetangga atau teman sekolah yang menambah warna cerita. Ketiga adalah tokoh latar, yaitu tokoh yang hanya sekedar menjadi bagian atau latar saja di dalam cerita.
Tokoh utama dalam cerita dapat berupa gabungan sifat antara antagonis dan protagonis. Peran tokoh dalam novel sedikit sukar untuk dilihat, khususnya tokoh bawahan termasuk jenis yang mana, namun di dalam sebuah film akan terlihat jelas pembagian perannya.
Tokoh dapat ditentukan watak-wataknya melalui dua cara. Dengan metode analitis, yaitu menyajikan secara langsung sifat-sifat dan watak tokoh dalam cerita itu seperti apa. Berikutnya yaitu metode dramatik, yaitu menyajikan watak-watak melalui pemikiran dan lakuan atau tingkah laku tokoh dalam cerita.
2.3.2 Alur
Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat diibaratkan sebuah perjalanan cerita. Dimana alur yang membuat pembaca terkadang terhipnotis dengan isi cerita, jalan cerita dan terlebih lagi penasaran pada akhir cerita yang selalu dinantikan. Alur dapat terbagi menjadi tiga.
a. Kronologi, berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa dalam cerita. Jenis alur ini juga sering disebut sebagai alur linear.
b. Kausal, berdasarkan hubungan sebab akibat yang terjalin dalam cerita.
c. Tematik, berdasarkan tema cerita. Pada alur ini, sebuah peristiwa diri sendiri. Jika satu di antara episode dihilangkan, pembaca masih dapat memahami jalannya cerita.
Dalam membentuk sebuah alur, ada struktur yang harus dibentuk.
a. Bagian awal, bagian ini dibentuk sebuah paparan (expotition), rangsangan (inciting moment) dan gawatan (rising action).
b. Bagian tengah, bagian ini dibentuk bagian tikaian (conflict), rumitan (complication) dan klimaks.
c. Bagian akhir, bagian ini dibentuk sebuah leraian (falling action) dan selesaian (denouement).
Dalam membangun sebuah alur ada beberapa hal mesti diperhatikan, yaitu faktor kebolehjadian (kejadian yang dibuat-buat), faktor kebetulan (kejadian tidak terduga/tertebak), dan faktor kejutan (kejadian tidak secara langsung dikenali pembaca).
2.3.3 Setting/latar
Latar adalah keterangan atau petunjuk yang berkaitan dengan tempat, waktu, suasana, dan situasi kejadian ataupun peristiwa yang ada dalam cerita. Tanpa adanya latar tidak akan mungkin terwujud sebuah cerita. Seperti halnya tokoh, latar juga adalah unsur paling penting dalam membangun sebuah cerita.
Dalam sebuah cerita ada banyak latar yang digunakan, namun juga tidak jarang yang menggunakan satu atau dua latar saja, seperti pada sebuah teater atau naskah drama. Ada beberapa jenis latar yang biasanya terdapat pada sebuah cerita.
a. Latar tempat, latar ini mengacu pada tempat atau lokasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Seperti misalnya di rumah, jalan, atau di perkantoran, dan lainnya.
b. Latar waktu, latar ini lebih mengacu pada saat terjadinya peristiwa, atau lebih pada kata ”kapan” peristiwa itu terjadi. Seperti misalnya malam hari, siang hari, sudah tua, masih muda, saat terjadinya apa, dan lain sebagainya.
c. Latar sosial, latar ini mengacu pada prilaku dan kebiasaan adat istiadat/kebudayaan daerah/tempat peristiwa yang digambarkan dalam cerita. Latar sosial ini biasanya lebih pada bentuk kebudayaan, kebiasaan, pola hidup, aturan-aturan, pandangan hidup, cara berpikir dan bertindak, dan status sosial masyarakat tersebut.
Setiap penempatan latar pasti akan berkaitan langsung dengan alur cerita, dimana latar merupakan unsur pendukung dalam penentuan alur, dan lebih bisa menggambarkan setiap kejadian/peristiwa dalam cerita.




2. 4 Analisis Nilai-nilai Kehidupan Dalam Novel Autumn In Paris
2.4.1 Nilai Ekonomi
Ekonomi secara umum adalah satu di antara ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan konsumsi. Manusia sebagai makhluk ekonomi pastinya selalu memiliki masalah dalam menjalani perekonomian masing-masing. Hal itu terjadi karena kebutuhan manusia tidak pernah terpuaskan. Oleh sebab itu dikenal istilah tindakan ekonomi, yaitu usaha manusia yang dilandasi pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan. Dalam melaksanakan setiap tindakan tersebut makhluk ekonomi memiliki prinsip yaitu melakukan tindakan ekonomi yang didalamnya terkandung asas dengan pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal.
Bentuk ekonomi bukan hanya sekedar melakukan suatu usaha atau pekerjaan, tetapi juga memiliki nilai-nilai dalam kehidupan. Nilai-nilai ekonomi tersebut dapat kita lihat terkandung dalam bentuk kesenjangan ekonomi yang juga menyangkut sosial. Jadi pada dasarnya nilai-nilai ekonomi ini menyangkut pekerjaan, hidup, dan kesenjangan masyarakat.
2.4.2 Nilai Sikap Hidup
Nilai adalah segala sesuatu yang berharga, berguna, indah dan memperkaya batin yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabat yang dimilikinya. Nilai menjadi satu di antara wujud kebudayaan di samping sistem sosial dan karya. Oleh sebab itu dikenal istilah nilai sosial budaya.
Nilai sosial sendiri adalah nilai yang berorientasi pada hubungan antara manusia dengan yang lainnya dengan menekankan segi-segi kemanusiaan yang luhur. Dari nilai sosial itulah timbul nilai sikap hidup. Sikap hidup adalah segenap tingkah laku, sifat, dan pribadi seseorang dalam berhubungan dengan sesamanya.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian Kualitatif
Penelitian ini memiliki beberapa rumusan masalah dan tujuan yang akan diamati. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian inilah, maka digunakan rancangan penelitian kualitatif. Rancangan penelitian kualitatif ini adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010:6). Definisi ini merupakan suatu sintetis dari berbagai pendapat penulis buku penelitian kualitatif lainnya. Pendapat yang paling menarik adalah pendapat dari Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010:4), metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Penelitian kualitatif ini memiliki beberapa karakteristik yang menggambarkan perbedaannya dengan penelitian lainnya. Ada dua versi yang tersaji mengenai karakteristik penelitian ini, yaitu versi Bogdan dan Biklen (1982:27-30) dan Lincoln dan Guba (1985:30-44) dalam Moleong (2010:8). Berikut ini hasil sintesis dari kedua versi ini.
1. Latar Alamiah
2. Manusia Sebagai Alat
3. Metode Kualitatif
4. Analisis Data Secara Induktif
5. Teori dari Dasar
6. Deskriptif
7. Lebih Mementingkan Proses daripada Hasil
8. Adanya Batas yang Ditentukan oleh Fokus
9. Adanya Kriteria Khusus untuk Keabsahan Data
10. Desain yang Bersifat Sementara
11. Hasil Penelitian Dirundingkan dan Disepakati Bersama

3.2 Metode Kualitatif
Metode kualitatif ini pada prinsipnya sama dengan metode hermeneutika dan analisis isi. Namun ketiganya dibedakan berdasarkan tujuan masing-masing. Metode kualitatif lebih memfokuskan pada data alamiah yang ada dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Hal itu membuat metode ini dianggap multimetode, karena menghubungkan segala sesuatu yang ada di sekitar karya sastra tersebut dalam penelitiannya.
Metode kualitatif memiliki landasan yang dipegangnya, yaitu paradigma positivisme Max Weber, Immanuel Kant, dan Wilhelm Dilthey menurut Moleong dalam Ratna (2006:47). Objek penelitian metode ini adalah makna-makna dibalik tindakan yang menimbulkan gejala-gejala sosial. Penelitian kualitatif mempertahankan hakikat nilai-nilai, yang membuatnya bertentangan dengan penelitian kuantitatif yang bersifat bebas nilai.
Ciri-ciri dari metode kualitatif sebagai berikut.
1. Memberikan perhatian utama pada makna dan pesan sebagai studi kultural.
2. Proses lebih diutamakan dibanding hasil penelitian sehingga makna selalu berubah.
3. Terjadi interaksi secara langsung antara subjek peneliti dengan objek penelitian sehingga tidak ada jarak di antara keduanya.
4. Penelitian bersifat terbuka sehingga desain dan kerangka penelitian bersifat sementara.
5. Penelitian bersifat alamiah, terjadi dalam konteks sosial budaya masing-masing.

3.3 Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah kutipan-kutipan dari cerita dalam novel yang menjadi sumber data peneliti. Kutipan-kutipan tersebut menjadi sebuah acuan bagi peneliti untuk membuktikan bahwa hal tersebut benar-benar dapat diteliti dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Novel Autumn In Paris adalah sumber data yang digunakan, dan dari dalam novel inilah ditemukan data-data yaitu kutipan-kutipan tadi sebagai bahan penelitian.


3.4 Cara/Teknik Pengambilan Data
Cara atau teknik yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah dengan cara dokumenter. Dimana cara dokumenter ini adalah dengan membaca novel atau bahan/sumber data tadi, dan mendokumentasikan setiap hal berupa kutipan untuk sebagai bahan data penelitian.

3.5 Cara/Teknik Menguji Keabsahan Data
Cara atau teknik yang digunakan peneliti dalam menguji keabsahan data yang telah peneliti kumpulkan adalah melalui ketekunan pengamatan. Ketekunan pengamatan adalah membaca berulang kali novel yang menjadi sumber penelitian tadi sehingga dapat dengan mudah melakukan penelitian dan lebih memahami mengenai data-data yang akan menjadi kekuatan sebagai penelitian. Teknik menguji keabsahan data ini berhubungan erat dengan teknik menganalisis data.

3.6 Cara/Teknik Menganalisis Data
Cara atau teknik menganalisis data yang peneliti gunakan adalah teknik analisis kualitatif. Teknik analisis kualitatif ini adalah jenis analisis yang lebih mengacu pada data-data yang bersifat tertulis atau tulisan dan bukan angka. Menurut Mahsen (2005:256-257), penelitian dengan analisis kualitatif ini mendasarkan dirinya pada paradigma metodologis induktif. Suatu paradigma yang bertitik tolak dari yang khusus pada yang umum. Teknik analisis kualitatif tidak berbeda jauh dengan analisis isi, dimana analisis isi adalah proses menganalisis dan mengamati isi pesan dan perilaku dari sebuah komunikasi lisan maupun tertulis.
Pada saat penganalisisan data kita dapat melakukan langkah-langkah sederhana. Langkah-langkah analisis tersebut misalnya seperti membaca novel berulang-ulang kali hingga kita memahami setiap alur dalam novel tersebut, kemudian kita melakukan interpretasi, pemberian makna dan pendeskripsian hasil analisis. Hal-hal tersebut dapat kita laksanakan dalam metode analisis kualitatif dan analisis isi.

BAB IV
ANALISIS NOVEL AUTUMN IN PARIS KARYA ILANA TAN
BERDASARKAN SOSIOLOGI SASTRA

4.1 Nilai Ekonomi dalam Novel Autumn In Paris
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, nilai ekonomi terkait erat dengan kehidupan manusia. Baik di bidang pekerjaan maupun kesenjangan sosial manusia. Oleh sebab itu dalam analisis yang dilakukan, peneliti berusaha menganalisis mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel Autumn In Paris ini. Melalui pekerjaan yang dilakukan tersebut dapat digambarkan bagaimana kehidupan para tokoh cerita.
Pekerjaan yang dilakukan para tokoh pada umumnya bersifat pekerjaan yang besar. Bentuk dari pekerjaan itu dapat di lihat pada tabel 1.1 dan pada kutipan di lampiran. Berikut akan ditampilkan tabel nilai ekonomi yang terkandung di dalam novel Autumn In Paris.
Tabel 1.1 Pekerjaan dalam novel Autumn In Paris
No Nilai Ekonomi
dalam Novel Autumn In Paris Bentuk
1 Pekerjaan a. Tatsuya Fujisawa dan Sebastien Giraudeau bekerja sebagai arsitek
b. Tara Dupont/Victoria Dupont dan Elise bekerja sebagai penyiar radio
c. Jean-Daniel Lemercier/Jean-Daniel Dupont adalah seorang pengusaha (pemilik restoran dan kelab)
d. Laurent Delcour adalah seorang dokter
e. Edouard adalah seorang bartender

Di atas sudah dijelaskan bahwa nilai ekonomi tidak hanya terkait dengan pekerjaan para tokoh di dalam novel ini. Nilai ekonomi yang akan dibahas juga adalah kesenjangan sosial yang terdapat pada novel ini. Melalui pekerjaan yang telah dibahas di atas tadi kita dapat dengan mudah menyimpulkan kesenjangan sosial yang terjadi dalam kehidupan para tokoh di novel ini.
Kesenjangan sosial memang selalu terkait dengan pekerjaan seeorang, demikian juga di dalam novel ini. Berikut akan ditampilkan tabel mengenai kesenjangan sosial yang terdapat pada novel Autumn In Paris.
Tabel 1.2 Kesenjangan sosial dalam novel Autumn In Paris
No Nilai Ekonomi
dalam Novel Autumn In Paris Bentuk
1 Kesenjangan Hidup a. Jean-Daniel Lemercier/Jean-Daniel Dupont, Tatsuya Fujisawa, Sebastien Giraudeau, dan Laurent Decour adalah golongan masyarakat yang mapan
b. Tara Dupont/Victoria Dupont, Elise, dan Edouard adalah masyarakat yang cukup mapan
Melalui kedua tabel di atas dapat kita temukan nilai ekonomi para tokoh dalam novel Autumn In Paris ini. Dimana Kesenjangan hidup dinilai dari pekerjaan masing-masing tokoh tanpa melihat latar belakang keluarga.

4.2 Nilai Sikap Hidup dalam Novel Autumn In Paris
Sikap hidup adalah hasil dari hubungan yang terjalin antar manusia, dimana terlihat karakter dan kebiasaan serta tingkah laku sehari-hari seorang manusia. Dari sikap hidup inilah timbul nilai kehidupan yang menyangkut mengenai tingkah laku dan sikap hidup seorang manusia.
Novel Autumn In Paris ini menceritakan mengenai tiga kebudayaan, yaitu Indonesia, Jepang, dan Paris. Dimana tergambarkan mengenai kehidupan tokoh-tokoh cerita yang bertemu di Paris dan memulai hubungan dari teman, sahabat, hingga kekasih. Hubungan sosial yang terjalin dalam novel ini dapat terlihat dengan jelas jika membaca langsung novel ini. Berikut akan ditampilkan tabel mengenai nilai-nilai sikap hidup dalam novel Autumn In Paris.



Tabel 1.3 Hubungan sosial di dalam novel Autumn In Paris
No Nilai Sikap Hidup
dalam Novel Autumn In Paris Bentuk
1 Hubungan sosial
a. Tatsuya Fujisawa dan Tara Dupont/ Victoria Dupont adalah sepasang kekasih
b. Tatsuya Fujisawa dan Tara Dupont/ Victoria Dupont adalah saudara satu ayah
c. Orang tua
- Jean-Daniel Lemercier/Jean-Daniel Dupont adalah orang tua atau ayah dari Tatsuya Fujisawa dan Tara Dupont/ Victoria Dupont
- Kenichi Fujisawa adalah ayah tiri dari Tatsuya Fujisawa

d. Sahabat
- Sebastien Geraudeau adalah sahabat Tatsuya Fujisawa dan Tara Dupont/ Victoria Dupont
- Tara Dupont adalah sahabat Elise
- Jean-Daniel Lemercier/Jean-Daniel Dupont adalah sahabat Laurent Delcour
e. Edouard adalah pegawai Jean-Daniel Lemercier/ Jean-Daniel Dupont

Seperti yang telah dijelaskan di atas, jika sikap hidup dapat tergambarkan melalui tingkah laku, sifat, dan karakter tokoh cerita pada novel Autumn In Paris ini. Sikap hidup ini terlihat semakin jelas dalam hubungan sosial yang terjalin antar tokoh cerita. Berikut akan ditampilkan tabel mengenai nilai sikap hidup dalam novel Autumn In Paris.
Tabel 1.4 Sikap hidup dalam novel Autumn In paris
No Nilai Sikap Hidup
Dalam Novel Autumn In Paris Bentuk
1 Sikap Hidup
a. Tatsuya Fujisawa berani untuk jujur dan kuat menghadapi kenyataan hidup dan mengambil keputusan
b. Kenichi Fujisawa dan Jean-Daniel Lemercier/ Jean-Daniel Dupont tulus dalam menerima dan mencintai Tatsuya Fujisawa
c. Sebastien Geraudeau dan Elise sangat setia kawan/bersa-habat
d. Tara Dupont/ Victoria Dupont adalah cewek yang cerewet
e. Jean-Daniel Lemercier/Jean-Daniel Dupont, Tatsuya Fujisawa, dan Sebastien Geraudeau adalah tipe pria yang workaholic (pekerja keras)

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Novel Autumn In Paris adalah satu di antara sekian banyak novel popular yang memiliki nilai-nilai kehidupan didalamnya. Beberapa nilai kehidupan yang peneliti analisis di dalam novel ini adalah nilai ekonomi dan nilai sikap hidup manusia. Dimana kedua nilai ini memiliki hubungan cukup erat karena bagaimanapun, manusia sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari sebuah ekonomi. Jadi pada dasarnya nilai ekonomi seperti pekerjaan dan kesenjangan social sangat berkaitan erat dengan nilai sikap hidup yaitu hubungan social dan sikap hidup para tokoh.
Data mengenai kedua nilai ini dapat dilihat dalam lampiran. Dimana akan terlihat nilai-nilai kehidupan mengenai kedua hal ini. Itulah sebabnya kenapa novel popular tetap memiliki nilai pendidikan seperti dalam novel serius.

5.2 Saran
Karya sastra memiliki banyak hal yang dapat dipelajari, termasuk didalamnya kedua nilai di atas. Oleh sebab itu dalam membaca sebuah karya sastra kita dapat memperoleh nilai-nilai kehidupan dan sebuah pembelajaran. Maka dari itu, karya sastra jangan hanya dijadikan hhiburan semata. Dan melalui setiap karya sastra yang kita baca, kita patut member apresiasi yang tinggi.
Dalam melakukan sebuah penelitian untuk memperoleh semua itu, kita dapat melakukan dengan mudah. Satu di antara langkah yang dapat kita lakukan adalah membaca berulang-ulang.


DAFTAR PUSTAKA

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rossdakarya: Bandung.

Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Rouftracal. 2009. “Novel popular vs novel serius”. http://rouftracal.blogspot. com/2009/05/novel-populer-vs-novel-serius.html

http://yukngeblogyuk.blogspot.com/2009/04/metode-deskriptif-kualitatif.html

http://blog.unila.ac.id/redha/2009/01/09/analisis-isi-content-analysisi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/novel.html
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/04/pengertian-novel.html
http://www.arumitasakurajuni.com/artikel/novel-populer.html
http://www.arumitasakurajuni.com/artikel/sikap-hidup.html
http://id.wikipedia.com/artikel/nilai-kehidupan.html
http://blog.unila.ac.id/redha/2009/metodologi-penelitian.html

LAMPIRAN

Berikut ini ditampilkan tabel mengenai kesimpulan dari kedua nilai yang dianalisis oleh peneliti.
Tabel 1.1 Pekerjaan para tokoh dalam novel Autumn In Paris
No Halaman Pekerjaan Kutipan
1 17








19












23



26-27




124








175




116





a. Arsitek





















b. Penyiar Radio







c. Pengusaha (Pemilik Kelab dan Restoran)





d. Dokter




e. Bartender a. Tara menggangguk. Ia ingat Sebastien pernah menyebut-nyebut proyek itu. Perusahaan arsitek ayah Sebastien akan bekerja sama dengan perusahaan Jepang untuk membangun hotel di Paris. Sebastien adalah salah satu arsitek yang terlibat dalam proyek ini.
b. “Aku punya teman di Jepang,” Sebastien memulai. “Namanya Tatsuya Fujisawa.”
“Dia juga arsitek dan dia akan bergabung dalam proyek pembangunan hotel ini. Arsitek Jepang yang sebelumnya bertanggung jawab dalam proyek ini mendadak menarik diri dari pekerjaan ini. Karena itu perusahaan pihak Jepang mengusulkan agar Tatsuya yang menggantikannya.”
a. “Dia juga penyiar radio,” Sebastien melanjutkan, seolah sedang membanggakan anak kesayangan.
b. Tara mendengar suara Elise yang ceria di radio dan melirik jam dinding. Oh, Je me souviens…yang dipandu Elise sudah dimulai.
a. “Lemercier adalah nama ayahku sewaktu masih muda sekali,” jelasnya sambil menggandeng lengan ayahnya. “Sejak mulai menjalankan bisnis kelab dan restoran, Papa mengganti namanya menjadi Dupont. Sejarahnya panjang. Lain kali akan kujelaskan.”
a. Dokter Laurent Delcour membetulkan letak kacamatanya dan menatap gadis yang sudah dikenalnya sejak dulu itu. “Tara?”
a. Tara mengangguk dan mencari-cari bartender yang entah ada di mana. “Eduardo!” seru gadis itu sambil melambai-lambaikan tangan kea rah bartender botak yang sedang melayani seorang tamu.


Tabel 1.2 Kesenjangan sosial dalam novel Autumn In Paris
No Halaman Kesenjangan Sosial Kutipan
1 123






27











17








13 a. Mapan (Kaya)


























b. Cukup Mapan


a. “Aku pernah mendengar ayahmu adalah…eh, Jean-Daniel Lemercier yang punya banyak restoran di Prancis,” Tatsuya berbohong dengan susah payah. Lidahnya terasa berat, suaranya juga terdengar agak serak.
b. “Ini adalah kunjunganku yang kesekian kalinya ke Paris. Biasanya setiap kali pesawatku mendarat di bandara Charles de Gaulle, aku akan melakukan hal-hal yang sudah rutin kulakukan. Aku turun dari pesawat, mengurus imigrasi, dengan sabar menunggu bagasiku muncul di ban berjalan, setelah itu langsung keluar dari bandara tanpa melihat ke kiri atau kanan.”
c. “Ayahku hanya kelelahan dan jantungnya memang dari dulu sedikit bermasalah. Jadi aku harus langsung terbang ke Tokyo untuk menggantikannya. Aku sudah pernah cerita tentang rencana pembangunan hotel di sini yang bekerja sama dengan Jepang, bukan?”
a. Ketika ia hampir sampai di tempat parkir Mercedes biru kecilnya, Tara mengeluarkan kunci mobil. Terdengar bunyi pip dua kali tanda pintu mobil sudah terbuka dan ia cepat-cepat masuk.


Tabel 1.3 Hubungan sosial dalam novel Autumn In Paris
No Halaman Hubungan Sosial Kutipan
1 213










122











244










131







12








15






259








116 a. Saudara










b. Orang tua






















c. Sahabat























d. Kekasih








e. Pegawai



a. Tara langsung berpaling kea rah Sebastien dan berkata, “Oh, Sebastien, aku belum memberitahumu, ya? Aku dan Tatsuya bersaudara.”
Tara menjawab, “Kami berdua punya ayah yang sama.” Ia berpikir sejenak. “Itu artinya saudara seayah, ya? Atau saudara tiri?” Lalu mengangkat bahu, “Pokoknya begitulah.”
a. Tatsuya bisa merasakan kekagetan di mata pria itu. Tatsuya memahaminya. Ia sendiri juga merasakan hal yang sama. Pria yang sekarang ini sedang merangkul pundak Tara memang diperkenalkan sebagai ayah Tara, tetapi Tatsuya lebih mengenalnya dengan nama Jean-Daniel Lemercier, orang yang baru diketahuinya sebagai ayah kandungnya.
b. Di rumah sakit itu ia bertemu dengan ayah Tatsuya. Ia tetap diam dan menjaga jarak sementara ayahnya menyapa dan bersalaman dengan ayah Tatsuya. Usia Kenichi Fujisawa pasti tidak jauh berbeda dari Jean-Daniel Dupont, tetapi pria kurus itu terlihat jauh labih tua dari Jean-Daniel.

a. “Teman, tampangmu berantakan sekali,” komentar Sebastien ketika masuk ke kantor Tatsuya siang itu. Tadinya ia berencana mengajak Tatsuya makan bersama mengingat mereka jarang sekali bertemu sejak terlibat langsung dalam proyek hotel itu.
b. Bunyi denting halus membuyarkan lamunan Tara. Mereka sudah tiba di lantai dasar. Tara keluar dari lift dan melambaikan tangan kepada temannya. Ia memarkir mobilnya di lapangan parker luar gedung sementara mobil Elise sendiri diparkir di basement.
c. Mereka berdua sudah berteman sejak Tara pindah ke Paris. Mereka bertemu untuk pertama kalinya kektika Sebastien diajak menghadiri pesta pembukaan restoran baru ayah Tara di Quartier Latin.
a. Tara memegang lengan Tatsuya dengan sebelah tangan sementara tangan yang lainnya menutup mulut. “Aku akan baik-baik saja,” isaknya pelan. “Aku akan selalu menyayangimu.” Aku mencintaimu…. Aku mencintaimu…. Aku mencintaimu….
a. Tara mengangguk. Ia memperkenalkan kedua pria itu. “Edouard, ini temanku, Tatsuya. Tatsuya, ini Edouard. Dia sudah cukup lama bekerja di sini. Salah satu bartender favorit ayahu,” jelas Tara.





Tabel 1.4 Sikap hidup dalam novel Autumn In Paris
No Halaman Sikap Hidup Kutipan
1 18




35



35










227









244-245








263







15




a. Workaholic (pekerja keras)

















b. Berani, jujur dan kuat







c. Tulus








d. Setia kawan






e. Cerewet a. “Sudah sehat dan kembali bekerja seperti biasa,” sahut Sebastien, lalu mengangkat bahu dan tersenyum lebar. “Ayahku itu tipe orang yang tidak bisa diam.”
b. Tara mematikan ponsel dan menghela napas. Sejak aktif seratus persen di perusahaan ayahnya, Sebastien selalu sibuk.
c. “Tapi dia akan kembali. Dia pulang ke Tokyo untuk membereskan semua pekerjaannya sebelum memfokuskan perhatiannya untuk proyek kami ini. Dengar-dengar dia akan kembali sebentar lagi. Dalam minggu-minggu ini, kurasa,” Sebastien menjelaskan.


a. “Aku akan pulang ke Jepang.”
“Aku sudah mengatur semuanya,” lanjut Tatsuya datar. “pekerjaanku di sini akan kulanjutkan di Jepang. Pasti tidak masalah. Lagi pula ada pekerjaan lain di Jepang yang harus dikerjakan secepatnya.” Ia berhenti sejenak. “Dengan begini akan lebih mudah bagi kita. Bukankah begitu?”
a. Tua dan lelah. Di raut wajahnya yang dipenuhi guratan penderitaan, Tara merasa ia pria yang sabar, pendiam, dan bijak. Matanya memancarkan kesedihan mendalam, tetapi juga menyiratkan rasa terima kasih melihat Tara dan ayahnya bersedia datang menjenguk putranya.
a. Hei, aku sama sekali tidak keberatan menjadi mata-mata. Aku tahu kau mencemaskan Tara, sama seperti kami di sini. Tapi kau tentu sudah tahu, Tara itu gadis yang kuat. Dia pasti bisa bertahan. Bagaimana denganmu sendiri? Kau baik-baik saja?
a. “Aku tahu apa yang sedang kaupikirkan. Jangan coba-coba mengataiku cerewet,” ancam Tara sambil meraih setusuk sate lagi dan menatap Sebastien dengan mata disipitkan.

contoh bentuk RPP kesusastraan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Sekolah : SMP NEGERI 13 PONTIANAK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : Berbicara
14 Mengapresiasi kutipan novel remaja asli atau terjemahan
melalui kegiatan diskusi
Kompetensi Dasar : 14.1 Mengomentari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)
Indikator : (1) Mampu menentukan karakteristik novel remaja
(2) Mampu mengomentari pesan dalam kutipan novel remaja
Alokasi Waktu : 4 × 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca novel siswa mampu menentukan karakteristik novel remaja dengan tepat
2. Dengan inkuiri siswa mampu mengomentari pesan dalam kutipan novel remaja secara tepat

B. Materi Pembelajaran
Pengertian Novel
Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita pendek, drama, bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca oleh para pembaca. Karya– karya modern klasik dalam kesusasteraan, kebanyakan juga berisi karya– karya novel.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat demikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat utamanya adalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya.
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola – pola. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel hiburan Cuma berfungsi personal. Novel berfungsi social lantaran novel yang baik ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia. Sedang novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang mau cepat–cepat membacanya.
Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda. Definisi – definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).
Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsure, yaitu : undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsure-unsur intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)
Unsur-Unsur Novel
Novel mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalam unsur-unsur tersebut adalah 1. Unsur Intrinsik
1. Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)



2. Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
3. Sudut Pandang
Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction (Lubbock, 1968). Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
b. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
c. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
4. Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)
5. Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
6. Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)



Unsur Ekstinsik
Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain – lain, di luar unsure intrinsik. Unsur – unsur yang ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra.

C. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Inkuiri
3. Latihan

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
1. Kegiatan Awal (12 menit)
a. Guru member salam, doa dan absen (5 menit)
b. Guru dan siswa bertanya jawab tentang novel remaja (asli atau terjemahan), jawaban siswa tidak dikomentari terlebih dulu. (5 menit)
- Apakah kalian pernah membaca novel?
- Novel jenis apa?
- Pernahkah kalian mengomentari suatu novel?
c. Guru memberikan apersepsi (5 menit)
d. Guru menggambarkan tujuan pembelajaran hari ini, dan mengajak siswa untuk mulai masuk kegiatan inti (2 menit)
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Guru mengajak siswa membuka buku teks/LKS yang mereka bawa (3 menit)
b. Siswa membaca kutipan novel remaja yang ada di buku teks/LKS (7 menit)
c. Guru meminta siswa menganalisis unsur intrinsik dalam kutipan novel yang dibaca (10 menit)
d. Siswa menentukan karakteristik tokoh yang ada dalam kutipan novel remaja (bersamaan pada kegiatan siswa menganalisis unsur intrinsik kutipan novel)
e. Siswa menemukan pesan yang terkandung dalam kutipan novel remaja (10 menit)
f. Guru meminta beberapa siswa menyampaikan komentar secara lisan sebagai contoh (25 menit)
g. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran hari ini (5 menit)
3. Kegiatan Akhir (8 menit)
a. Guru dan siswa melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan (5 menit)
b. Guru memberikan tugas untuk pembelajaran berikutnya (3 menit)

Pertemuan Kedua:
1. Kegiatan Awal (12 mennit)
a. Guru member salam, doa dan absen (5 menit)
b. Guru melakukan Tanya jawab seputar tugas yang diberikan, jawaban siswa tidak dikomentari dulu (5 menit)
- Bagaimana pekerjaan rumah kalian?
- Siapa yang belum mengerjakan dan mengerti?
- Apa yang kalian dapatkan lewat tugas ini?
c. Guru memberikan ulasan sebentar mengenai tujuan pembelajaran hari ini (2 menit)
2. Kegiatan Inti (63 menit)
a. Guru meminta siswa membuka novel remaja yang telah diminta pada pembelajaran sebelumnya sebagai acuan mengerjakan tugas rumah (2 menit)
b. Guru mengajak siswa untuk membaca kembali kutipan yang mereka pilih dalam novel remaja tersebut (5 menit)
c. Guru memberikan gambaran bagaimana menganalisis kutipann novel (8 menit)
d. Guru meminta beberapa siswa untuk menceritakan pesan yang telah dia dapatkan lewat pekerjaan rumah mereka (30 menit)
e. Guru dan siswa bersama-sama menentukan karakteristik unsur-unsur intrinsic dalam novel (6 menit)
f. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pesan yang terkandung dalam kutipan novel remaja (6 menit)
g. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran hari ini (6 menit)
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Guru dan siswa merefleksi pembelajaran hari ini (5 menit)


E. Sumber Belajar
1. Buku novel remja
2. LKS
3. Buku Pelajaran Bahasaku Bahasa Indonesia VIII karangan Johan Wahyudi hlm. 132

F. Penilaian
1. Teknik : tes tertulis dan lisan
2. Bentuk instrumen : tes uraian
3. Soal/instrumen :
Tugas di sekolah!
a. Tuliskan unsur intrinsik dalam kutipan novel yang tersedia dalam buku teks!
b. Temukan pesan yang termuat dalam kutipan novel yang telah kamu baca beserta kutipan yang mendukung!
c. Sebutkan karakteristik novel remaja!
d. Buatlah komentar atas pesan yang terkandung dalam kutipan novel yang telah kamu baca!
e. Bacakan komentarmu atas pesan yang terkandung dalam kutipan novel tersebut!
Tugas di rumah!
a. Bacalah sebuah novel remaja dan pilih satu di antara bab atau kutipan dalam novel tersebut!
b. Tentukan karakteristik unsur-unsur intrinsik novel dan tuliskan!
c. Temukan pesan dalam kutipan yang kalian baca dan tuliskan!

Pedoman penilaian

No Aspek yang dinilai Skor maksimal Skor perolehan
1. Ketepatan dalam menentukan karakteristik unsur intrinsik novel dan pesan yang terkandung didalamnya 5 5
2. Kurang tepat dalam menentukan karakteristik unsur intrinsik novel dan pesan yang terkandung didalamnya 3 3
3. Tidak tepat dalam menentukan karakteristik unsur intrinsik novel dan pesan yang terkandung didalamnya 2 2
4 Tidak mengerjakan 0 0

Skor maksimal
Nomor 1= 10
Nomor 2= 10
Jumlah = 20
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut;
Perolehan skor
Nilai akhir = X Skor ideal (100) = ...
Skor maksimum(20)











RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP NEGERI 13 PONTIANAK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : Mendengarkan
13 Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan)
Kompetensi Dasar : 13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan
Indikator :(1) Mampu mengidentifikasi karakter tokoh-tokoh dalam kutipan novel remaja
(2)Mampu menyebutkan jenis-jenis karakter tokoh dalam kutipan novel remaja
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca novel remaja siswa mampu mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja dengan tepat
2. Setelah berdiskusi siswa mampu menyebutkan jenis-jenis karakter tokoh dalam kutipan novel remaja secara tepat

B. Materi Pembelajaran
1. Pemahaman karakter tokoh novel
2. Jenis-jenis karakter tokoh dalam novel remaja

C. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Inkuiri
3. Latihan



D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Awal (12 menit)
a. Guru member salam, doa dan absen (5 menit)
b. Guru dan siswa bertanya jawab tentang karakter tokoh dalam novel remaja (5 menit)
a. Apakah kalian pernah membaca sebuah novel?
b. Apakah kalian sering menentukan karakter tokoh dalam novel yang kalian baca?
c. Bagaimana kalian menentukan jenis-jenis karakter tersebut?
c. Guru memberikan gambaran mengenai tujuan pembelajaran hari ini (2 menit)
2. Kegiatan Inti (63 menit)
a. Guru mengajak siswa membuka buku teks/LKS (1 menit)
b. Guru menjelaskan macam-macam karakter tokoh dalam novel remaja (10 menit)
c. Guru meminta siswa membaca kutipan novel dalam buku teks/LKS (5 menit)
d. Guru meminta siswa mengidentifikasi karakter tokoh dalam novel remaja (7 menit)
e. Guru meminta siswa menentukan jenis-jenis karakter tokoh dalam novel remaja (bersamaan pada saat siswa mengidentifikasi karakter tokoh dalam novel remaja)
f. Guru meminta beberapa siswa untuk maju membacakan hasil tugasnya (30 menit)
g. Guru dan siswa bersama menyimpulkan pembelajaran hari ini (10 menit)
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Siswa dan guru melakukan refleksi mengenai pemblajaran hari ini (5 menit)

E. Sumber Belajar
1. LKS
2. Buku Pelajaran Bahasaku Bahasa Indonesia VIII karangan Johan Wahyudi hlm. 158

F. Penilaian
1. Teknik : portofolio
2. Bentuk instrumen : portofolio


3. Soal/instrumen :
a. Bacalah, kemudian identifikasilah karakter dan jenis karakter tokoh dalam kutipan novel remaja!
b. Tunjukkan bagian dalam kutipan novel yang mendukung jawabanmu!

Pedoman Penskoran
No. Kegiatan Skor
1 Siswa mengidentifikasi karakter tokoh-tokoh dalam kutipan
novel
• Tepat
• Tidak tepat

4
1
2 • Bagian kutipan benar
• Bagian kutipan kurang benar
• Tidak menyertakan bagian kutipan novel 3
2
1

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut.
Skor maksimum= 10
Perolehan skor
Nilai akhir = X Skor ideal (100)= ...
Skor maksimum(10)










RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP NEGERI 13 PONTIANAK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : Mendengarkan
13 Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan)
Kompetensi Dasar : 13.2 Menjelaskan tema dan latar novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan
Indikator :(1) Mampu menentukan tema dan latar dalam novel
(2) Mampu menjelaskan tema dan latar dalam novel yang diperdengarkan
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui menyimak novel yang dibacakan siswa mampu menentukan tema dan latar dalam novel
2. Setelah mendengarkan pembacaan novel siswa mampu menjelaskan tema dan latar dalam novel dengan tepat

B. Materi Pembelajaran
1. Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur cerita. Tema suatu novel menyangkut segtala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan sebagainya.
Dalam sebuah cerita,tema merupakanpokok persoalan dari sebuah cerita yang bergulir. Tema ibarat payung atau pagar dari rangkaian peristiwa yang terjadi.
tema antara satu novel dengan novel lainnya mungkin saja isi pokoknya sama.
2. Latar
Latar adalah tempat dan waktu terjadinya peristiwa


C. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Inkuiri
3. Latihan

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Awal (12 menit)
a. Guru memberi salam, doa dan absen (5 menit)
b. Siswa dan guru bertanya jawab tentang tema dan latar dalam novel remaja (5 menit)
a. Apakah kalian sudah pernah mengetahui mengenai tema dan latar dalam sebuah novel?
b. Bagaimana kalian bisa menentukan tema dan latar novel tersebut?
c. Guru memberikan gambaran mengenai tujuan pembelajaran hari ini (2 menit)
2. Kegiatan Inti (63 menit)
a. Guru mengajak siswa membuka kutipan novel remaja dalam buku teks (3 menit)
b. Guru menjelaskan mengenai tema dan latar dalam novel remaja (5 menit)
c. Guru membacakan kutipan novel (10 menit)
d. Siswa diminta menganalisis/menyimak mengenai tema dan latar yang ada dalam pembacaan novel tersebut (bersamaan pada saat guru membacakan novel tersebut)
e. Siswa diminta menentukan tema dan latar dalam novel yang dibacakan (10 menit)
f. Guru meminta beberapa siswa membacakan hasil pekerjaannya ke depan (30 menit)
g. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran hari ini (5 menit)
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Guru dan siswa merefleksikan pembelajaran hari ini (5 menit)

E. Sumber Belajar
1. Buku novel remaja
2. LKS
3. Buku Pelajaran Bahasaku Bahasa Indonesia VIII karangan Johan Wahyudi hlm. 202

F. Penilaian
1. Teknik : portofolio
2. Bentuk instrumen : portofolio
4. Soal/instrumen :
a. Dengarkan, kemudian identifikasilah tema dan latar dalam kutipan novel remaja!
b. Berikan penjelasan mengenai tema dan latar yang kamu dapatkan!
c. Sebutkan bagian dalam kutipan novel yang mendukung jawabanmu!
Pedoman Penskoran
No. Kegiatan Skor

1 Siswa menjelaskan tema dan latar dalam kutipan novel
• Tepat
• Tidak tepat
5
2
2 • Bagian kutipan benar
• Bagian kutipan kurang benar
• Tidak menyertakan bagian kutipan novel 5
2
0

Skor maksimum= 10
Perolehan skor
Nilai akhir = X Skor ideal (100)= ...
Skor maksimum(10)









RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP NEGERI 13 PONTIANAK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : Berbicara
14 Mengapresiasi kutipan novel remaja asli tau terjemahan melalui kegiatan diskusi
Kompetensi Dasar : 14.2 Menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)
Indikator : (1) Mampu mengemukakan hal yang menarik dari novel dengan alasan yang logis
(2) Mampu menanggapi komentar teman tentang novel dengan santun
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca novel siswa mampu menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan) dengan benar
2. Setelah mendengar teman berbicara siswa mampu menanggapi komentar teman tentang novel dengan santun secara tepat

B. Materi Pembelajaran
Menanggapi kutipan novel remaja dan implementasinya

C. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Inkuiri
3. Latihan



D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (17 menit)
a. Guru member salam, doa dan absen (5 menit)
b. Guru memberikan apersepsi dengan pembelajaran sebelumnya (5 menit)
c. Guru melakukan tanya jawab mengenai pemberian tanggapan pada novel (5 menit)
- Apakah kalian pernah mendengar pembacaan sebuah kutipan novel atau cerita?
- Apakah kalian menanggapi pembacaan/penceritaan novel tersebut?
- Bagaimana cara kalian menanggainya?
d. Guru memberi gambaran mengenai pembelajaran hari ini (2 menit)
2. Kegiatan Inti (58 menit)
a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (3 menit)
b. Guru meminta mereka sejenak membaca kutipan novel remaja dalam buku teks (10 menit)
c. Satu kelompok diminta untuk menceritakan isi kutipan novel (5 menit)
d. Guru meminta kelompok lain dengan perwakilannya memberikan tanggapan (25 menit)
e. Guru dan siswa bersama menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran hari ini (10 menit)
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Guru dan siswa melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan (5 menit)

E. Sumber Belajar
1. Buku novel
2. LKS
3. Buku Pelajaran Bahasaku Bahasa Indonesia VIII karangan Johan Wahyudi hlm. 229

F. Penilaian
1. Teknik : tes tertulis
2. Bentuk instrumen : tes uraian


3. Soal/instrumen :
a. Tuliskan kemenarikan dalam kutipan novel yang telah kamu baca dan buatlah tanggapanmu!

No Kegiatan Skor

1 Siswa menuliskan kemenarikan dan dalam novel dan memberikan
tanggapan dengan benar 2
2 Siswa menuliskan kemenarikan saja atau tanggapan saja 1
3 Siswa tidak menuliskan apa-apa 0

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut.
Skor maksimun: 2
Perolehan skor
Nilai akhir = X Skor ideal (100)= ...
Skor maksimum(2)













RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP NEGERI 13 PONTIANAK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : Mendengarkan
13 Memahami unsur intrinsik novel remaja (asli atau terjemahan)
Kompetensi Dasar : 13. 3 Mendeskripsikan alur novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan
Indikator : (1) Mampu menguraikan yang dimaksud alur dalam novel
(2) Mampu menemukan alur dalam novel berdasarkan tahapan-tahapannya
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan diskusi siswa mampu menguraikan alur dalam novel remaja dengan tepat
2. Setelah membaca novel, siswa mampu menemukan alur dalam novel sesuai tahapannya dengan tepat

B. Materi Pembelajaran
Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung.
1. Pemahaman alur dalam novel
2. Sistematika alur dalam novel

C. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Inkuiri
3. Diskusi

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (15 menit)
a. Salam, doa, absen. (5 menit)
b. Guru mengawali dengan bertanya jawab tentang alur cerita dalam novel remaja. (5 menit)
- Apa yang ketahui tentang novel?
- Apa yang kalian ketahui tentang alur?
c. Guru memberi gambaran mengenai pembelajaran hari ini (5 menit)
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Guru membentuk kelompok siswa (5 menit)
b. Siswa diminta membaca kutipan novel (10 menit)
c. Siswa diminta menentukan alur cerita dalam kutipan novel (10 menit)
d. Dalam kelompok siswa menguraikan alur cerita dalam novel (30 menit)
e. Kelompok lain menanggapi uraian kelompok lain (bersamaan dengan waktu kelompok lain menguraikan)
f. Guru dan siswa bersama menyimpulkan pembelajaran hari ini (5 menit)
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Siswa dan guru melakukan refleksi. (5 menit)

E. Sumber Belajar
1. Teks novel remaja
2. Buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII karangan E. Kosasih, Restuti hlm. 96

F. Penilaian
1. Teknik : portofolio
2. Bentuk instrumen : portofolio
3. Soal/instrumen :
a. Bacalah, kemudian identifikasilah karakter tokoh dalam kutipan novel remaja!
b. Tunjukkan bagian dalam kutipan novel yang mendukung jawabanmu!



Pedoman Penskoran
No. Kegiatan Skor

1 Siswa menjelaskan tema dan latar dalam kutipan novel
• Tepat
• Tidak tepat

3
1
2 • Bagian kutipan benar
• Bagian kutipan kurang benar
• Tidak menyertakan bagian kutipan novel
3
2
0
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut.
Skor maksimun: 6
Perolehan skor
Nilai akhir = X Skor ideal (100)= ...
Skor maksimum(6)













RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP NEGERI 13 PONTIANAK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/2
Aspek : Berbicara
Standar Kompetensi : 14 Mengapresiasi kutipan novel remaja asli atau terjemahan
melalui kegiatan diskusi
Kompetensi Dasar : 14.1 Mengomentari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)
Indikator : (1)Mampu Mengetahui keistimewaan kutipan novel remaja
(2)Mampu mengomentari unsur intrinsik dan bahasa yang digunakan dalam novel
Alokasi Waktu : 4 × 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca novel, siswa mampu menyebutkan keistimewaan kutipan novel remaja secara tepat
2. Dengan berdiskusi, siswa mampu mengomentari unsur intrinsik dan bahasa yang digunakan dalam novel secara tepat

B. Materi Pembelajaran
Kutipan
Kutipan merupakan pinjaman kalimat atau pendapat dari seseorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdpat dalam buku-buku, maupun majalah. Penulis cukup mengutip pendapat yang dianggapnya benar itu dengan menyebutkan di mana pendapat itu dibaca, sehingga pembaca dapat mencocokkan dengan kutipan yang aslinya.
Kutipan bertujuan sebagai berikut
a. Mempekuat pendapat dari seorang penulis dalam menyampaikan pendapatnya.
b. Mendukung kebenaran yang sudah diteliti.
c. Untuk menemukan kesimpulan yang sama.
d. Menjadi bukti akan kebenaraan yang sudah diteliti.
1. Jenis Kutipan
Menurut jenisnya kutipan dapat dibedakan menjadi kutipan langsung dan kutipan tak langsung. Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Sebaliknya, kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat dari seseorangg pengarang atau tokoh terkenal dengan berupa intisari atau ikhtisar dari pendapat tersebut.
2. Prinsip-prinsip Mengutip
Beberapa prinsip yang harus diperhatian pada waktu membuat kutipan adalah:
b. Jangan mengadakan perubahan
Pada waktu melakukan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata-kata atau teknik dari teks aslinya. Bila pengarang menganggap perlu untuk mengadakan perubahan, tekniknya maka ia harus menyatakan atau memberi keternagan yang jelas bahwa telah diadakan perubahan tertentu.
c. Bila ada kesalahan
Bila terdapat kesalahan atau keganjilan, dalam persoalan ejaan maupun ketatabahasaan maka penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan-kesalah itu. Ia hanya mengutip sebagaimana adanya. Demikian pula halnya kalau penulis tidak setuju dengan sesuatu dengan suatu bagian dari kutipan itu.
d. Menghilangkan kutipan
Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna keseluruhannya.
3. Cara-cara mengutip
Perhatikan cara-cara berikut:
a. Kutipan Langsung.
1) Kutipan langsung yang tidak boleh dari empat baris.
Sebuah kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari empat baris ketikan, akan dimasukkan dalam teks dengan cara-cara berikut:
- kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks.
- Jarak antara baris dengan baris dua spasi.
- Kutipan itu diapit dengan tanda kutip
- Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
2) Kutipan langsung yang lebih dari empat baris
Bila kutipan terdiri dari lima baris atau lebih maka seluruh kutipan itu harus digarap sebagai berikut.
- kutipan itu dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi.
- Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi.
- Kutipan itu boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip.
- Sesudah kutipan dalam kurung ditulis nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman.
- Seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan, bila kutipan itu dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5-7 ketikan.
b. Kutipan Tak Langsung.
Dalam kutipan tak langsung biasanya inti sari pendapat itu yang dikemukakan. Sebab itu kutipan tidak boleh mempergunakan tanggapan kutip. Beberapa syarat harus diperhatikan untuk membuat kutipan tak langsung.
1) kutipan itu diitegrasikan dengan teks.
2) Jarak antara baris dua spasi.
3) Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip.
4) Sesudak kutipan selesai dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman.
Unsur Intrinsik
1. Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)
2. Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
c. Sudut Pandang
Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction (Lubbock, 1968).
Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
d. Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)
e. Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal.
f. Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel.

C. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Inkuiri
3. Latihan
4. Diskusi

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Salam, doa, absen (5 menit)
2) Guru mengawali dengan tanya jawab (5 menit)
1) Pernahkah kalian membaca novel?
2) Adakah kata-kata menarik yang selalu kalian ingat dari novel yang kalian baca?



2. Kegiatan Inti (65 menit)
2) Guru menjelaskan materi tentang kutipan dalam noveldan unsur intrinsik novel. (15 menit)
3) Siswa mengamati dan menemukan kutipan dalam novel. (15 menit)
4) Siswa menentukan unsur intrinsik novel (10 menit)
5) Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru. (20 menit)
6) Siswa dan guru bersama menyimpulkan pembelajaran hari ini (5 menit)
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
7) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran. (5 menit)

Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Awal (15 menit)
1) Salam, doa, absen. (5 menit)
2) Guru memberikan apersepsi tentang kutipan novel pada pembelajaran sebelumnya. (10 menit)
2. Kegiatan Inti (60 menit)
1) Siswa membaca kembali kutipan novel yang dibahas pada pertemuan sebelumnya. (5 menit)
2) Siswa diminta mencermati isi kutipan novel yang dibacanya. (5 menit)
3) Siswa diminta menemukan unsur intrinsik kutipan novel yang dibaca. (5 menit)
4) Siswa diminta menemukan kemenarikan yang terdapat dalam kutipan novel. (15 menit)
5) Siswa mendiskusikan hasil kerja secara berkelompok. (20 menit)
6) Guru dan siswa bersama menyimpulkan pembelajaran hari ini (10 menit)
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
1) Guru dan siswa melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. (5 menit)

E. Sumber Belajar
1. Buku novel
2. Buku Pelajaran Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP kelas VIII Karangan Wahono, Rusmiyanto: Ganeca hal 198-201


F. Penilaian
1. Teknik : tes tertulis
2. Bentuk instrumen : tes uraian
3. Soal/instrumen :
Tuliskan kemenarikan dalam kutipan novel yang telah kamu baca dan buatlah
tanggapanmu!

No Kegiatan Skor

1 • Siswa menuliskan kemenarikan dan dalam novel dan memberikan
tanggapan dengan benar
• Siswa menuliskan kemenarikan saja atau tanggapan saja
• Siswa tidak menuliskan apa-apa

3

2
0

Penghitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut.
Skor maksimun: 3
Perolehan skor
Nilai akhir = X Skor ideal (100)= ...
Skor maksimum(3)

Ve-Re

Orang yang paling kita sayangi berada pada posisi yang paling tepat buat nyakitin kita

Kegelisahan menyelimuti wajah itu, berulang kali dia memainkan resleting jaketnya. Duduk, berdiri, duduk, dan berdiri lagi. Matanya semakin berkaca-kaca ketika dia sadari bahwa dua jam sudah berlalu. Tapi sosok itu tak kunjung tiba, padahal keyakinan yang dia bangun selama ini rasanya lebih dari cukup untuk mengisi keberaniannya.
“Aku yakin sekarang, aku memang bukan siapa-siapa buat kamu… maaf,” Gumamnya lirih. Maafkan aku!! Tulisnya pada secarik kertas, berharap tersampaikan pada sosok itu. Dan saat dia perlahan beranjak pergi, angin pun perlahan membawa kertas itu menjauh, dan tertusuk pada duri mawar di pinggir jalan.


You can give without loving, but you can’t love without giving!

Tangan itu terampil memasukkan barang-barangnya ke dalam koper. Memastikan semuanya telah dimasukkan. Menatap sedikit lama pada tumpukan kartu yang berjejer rapi disetiap filenya sebelum memasukkannya ke dalam ransel hitamnya. Menatap gerimis yang seakan-akan tak mengizinkannya pergi, atau barangkali ada yang tertinggal? Sayang, untuknya pikiran seperti itu tak ada.
“Selamat tinggal Geisha, sori aku harus pergi..” Gumamnya pada selembar stiker bertuliskan Geisha yang tertempel pada daun pintu kostnya, seolah-olah benda itu adalah benda hidup.
Setelah mengunci pintu, tanpa peduli pada gerimis dia memasang helm dan melesat pergi. Perlahan tapi pasti tiger itu menjauh dan semakin jauh untuk kemudian menghilang dibalik tikungan.
Dia memang melupakan sesuatu, dia lupa untuk melihat sekali lagi di dalam lemari. Di sana kayu dan paku bersedih, karena sesuatu yang tergeletak di sana, yang terlupakan dan terpenting. Bingkisan itu tergeletak tak berdaya, diam membisu bersama kayu lemari.


Cinta itu tidak buta, cinta melihat suatu perjanjian besar yang lebih besar dari pada kenyataanya. Cinta melihat ide-ide dan potensi di dalam kita.

“Akhirnya, bisa juga balik ke Jakarta..” Gumam Velite. Agak lama dia memandang pintu kamar kostan itu, stiker Geisha-film idolanya-terpampang di sana. Meski merasa aneh Velite tak ingin menggubrisnya.
Sepertinya Velite tipe cewek yang suka menunda pekerjaan. Lihat saja, padahal sudah satu jam lebih dia masuk kamar tapi barang-barangnya masih berantakkan. Di kasur lah, di meja lah, di lantai bahkan di rak sepatu semuanya berserakkan, teronggok begitu saja.
“Iya ma, gak perlu khawatir.. Semuanya udah aku dengar dan akan aku ingat, kalo’ perlu aku jadiin menu utama sehari-hari aku disini. Udah ya ma.. aku mau beres-beres dulu nih…” Ujarnya mengakhiri UUD mamanya yang memang sangat amat teramat super duper cerewet.
“Ya…udah, ingat sekali lagi ya nasehat mama..” Sahut mamanya,
“Mm..da…” Kemudian ponsel mungil itu terlempar di atas kasur. Sembari bersiul dia melipat pakaiannya dan membuka lemari. Baju yang hampir terduduk di lemari ditariknya kembali.
“Siapa sih orang yang tega ninggalin kado begini kerennya..” Celetuknya mengamati bingkisan yang masih tergeletak di dalam lemari. Velite meraihnya, dan rasa penasaran memaksanya untuk membuka bungkusan itu, tapi…
“Ups!! Inikan milik orang lain, ntar kalo’ pemiliknya datang buat ngambil kado ini aku harus bilang apa? Huh… untung aja belum kebuka.” Tuturnya pada diri sendiri, kemudian dia melanjutkan berkemas. Dengan bersiul kecil tangannya kembali merapikan barang-barangnya, dengan malas nan anggun dia meraih handuknya dan menuju kamar mandi. Terdengar siulannya menyumbang saat air pertama dari gayung jatuh mengguyur tubuhnya.


Through every moment of the coming beautiful new day, say the sound of love, peace and happiness, surrounds you.

Langkah kaki yang tegap, pasti, badannya yang sedikit kurus, jangkung plus rambut gondrong berpaduan dengan mata hitam berhiaskan bulu dan alis tebal, menjadikan sosok cool Reando yang sederhana bersinar di halaman kampus. Namun sosok itu tidak membuat mata hawa sepenuhnya menyukai dia. Selain cuek, orangnya gak asyik buat dideketin.
“Reando!” Panggil suara bass dibelakangnya, tanpa menoleh Reando tau kalo’ itu suara Aron, teman satu apartemen sekaligus sepupunya.
“Loe kok ninggalin gue sih…” Tukas Aron cemberut
Reando cuma tersenyum ringkas,
“Eh..ditanya malah senyam senyum, emang gue mo beli tuh senyum mahal loe!”
Lagi-lagi Reando cuma tersenyum,
“Lagi ngapain sih?”
“Ngecek tugas,”
“Ye.. pantesan ditanya gak ngejawab,”
“Loe ketiduran, ya gue tinggal”
“Iya deh ngaku salah, sori.. Eh bung KrisMon Krisis Ngomong, katanya kelas kita hari ini bakal ada anak baru, bener gak?” Tanya Aron sambil menidurkan tangannya ke bahu Reando
“Au!”
“Cewek lho.. katanya selain cantik dia juga pintar, pindahan Singapur,”
“Hmm..”
“Kalo’ gak salah denger, namanya Ven..mm..Venne Litha Terumasa, keturunan Jepang kali ya…”
Reando diam, tangannya berhenti menelusuri map makalahnya. Entah kenapa nama itu terasa begitu familiar ditelinganya, dimana, siapa, kapan semuanya terasa samar. “Masuk yuk..” Katanya kepada Aron,
Cowok punky itu terhenyak, “e..eh! gimana sih loe Re, tadi katanya mo makan dulu, lapar…”
“Kapan?”
“Tadi barusan, gue ngajak makan loenya angguk-angguk,”
“Anggukan bukan berarti iya Aron..” Seru Reando kemudian ngeloyor pergi. Aron cuma ternganga, untung gak ada kumbang yang masuk nyawanya-saking gedenya tuh mulut mangap- selama ini anggukan itu selalu iya menurut Reando, kapan berubahnya? Aron cuma mengacak rambutnya.
“Permisi…permisi….!” Suara Velite tampaknya terlalu kecil buat orang seserius Reando, “Permisi..!!” Teriakan Velite kali ini berhasil.
Kening Reando mengerut, sedikit keterkejutan tergambar diwajahnya. “Boleh aku lewat?” Tanya Velite. Reando menoleh kesamping, ternyata dia memang berdiri terlalu di tengah pintu.
“Sori,” Ujarnya kemudian beranjak dari sana. Velite pun cuman mengangkat alis dan beranjak. Tampaknya Reando mengenal Velite apa itu benar-benar dia? Pikirnya. Tapi pikiran itu terus membuntutinya, dan kali ini pertama kalinya Reando tampak gelisah karena pikiran seperti itu.
“Re.. kok ngelamun lagi sih?” Tukas Aron, dia merasa bingung, seharian ini sepupunya itu terus melamun. Gak di kampus, gak di apartement mereka lah.
“Loe ingat gak sama temen-temen SMA loe dulu?”
Aron berpikir sejenak, “Mm.., masih sih.. ya walau pun gak semua”
“Misalnya?” Reando memalingkan wajah ke arah Aron,
“Ya.. sahabat, pacar, temen satu kelas, bahkan orang yang paling sering bikin gue sebel pun turut gue ingat. Loe kenapa sih nanya begituan?”
“Berarti ada anak-anak yang loe lupa?” Bukannya ngejawab Reando malah nanya,
Aron memiringkan bibirnya, “Iya, apalagi bukan orang yang berkesan dipikiran gue..”
“Kalo benci?”
“Ampun deh Re, pan tadi udah dibilang. Noh si Otong, yang suka jahilin gue tetap keingat ma gue. Re, orang yang kita benci itu justru akan selalu kita ingat. Karena tiap hari kita mikir gimana balas sikap dia,”
Reando terdiam, kalo’ gitu sebenarnya aku dia anggap apa?
“Kenapa sih loe nanya-nanya begituan? Tumben banget..” Tanya Aron sambil menatap Reando
Yang ditatap tampak sumringah, “E.., loe ada janji makan malam ama Abel,”
Aron memukul jidatnya, “Oh iya, gue ke sini tadi kan mo ambil jaket.. hah! Loe sih ngajakin ngobrol..”
“Tadi gue kan cuman nanya..”
“Dilanjutin ngobrolkan..” Seru Aron yang segera berlalu setelah menyambar jaketnya.


Yang sulit bukanlah melenyapkan kenangan, melainkan mengumpulkan kekuatan untuk merelakannya.

“Hai.. aku Velite, bisa bantuin pegang buku ini?” Velite memancungkan bibirnya menunjuk ke arah buku yang hampir jatuh dari tangannya.
Reando tak menyahut, tapi tangannya meraih tumpukan buku yang membuat Velite hampir jatuh. Velite hanya mengerutkan dahinya, tapi kemudian kerutan itu hilang. “Mm.. thanks ya, ehm.. nama kamu siapa?”
Kamu bener-bener lupa sama aku! Bukannya menyahut Reando malah pergi, berbalik ke arah parkiran. Padahal dia baru saja datang, malah pergi lagi.
“Reando! Namanya Reando, lengkapnya Ispran Reando Jayadi, anak diplomat, tunggal dan cuek abiss.” Mata Velite beralih pada cowok punky didepannya, yang ditoleh cuman tersenyum lebar.
“Kok..”
“Kenalin gue Aron, temen sekaligus sepupu Reando. Secara kita satu apartement jadi udah mengenal sifat-sifat dia. Loe anak baru itu?”
“Iya, aku Velite. Kok bisa ya kamu punya sepupu secuek itu..” Kata Velite sambil melangkah menuju kelas.
Aron menawarkan bantuan dengan mengulurkan tangan ke arah tumpukan buku di tangan Velite. “Ya…, Reando emang gitu orangnya. Dia itu lebih dari sekedar iceman, may be tante Hana melahirkan dia di Kutub Utara kali’.. ha..ha.. gak ding gue becanda kok. Pastinya Reando emang tipe orang serius, tapi dia perhatian dan juga baik kok..”
Kalo’ aku udah jadi istrinya kale.. batin Velite. Dalam sekejab Aron dan Velite sudah tenggelam dengan pembicaraan mereka, sampai-sampai mereka gak sadar kalau Reando gak kembali-kembali ke kampus (perlu dicatat kalau Aron tau, karena selama ini Reando gak pernah bolos).

“Es kelapanya mas?” Tawar seorang penjual es keliling padanya,
“Gak, ma’kasih!” Tolak Reando. Kembali ditatapnya selembar kartu valentine yang sedikit lusuh itu.

“Reando… bagi coklat dong..!” Goda seorang gadis di balik daun pintu kelas Reando.
Reando cuma tersenyum,
“Iih..pelit!!” Rajuk gadis itu,
Reando kembali tersenyum sebelum menjawab, “Gue gak punya cokelat, yang ada cuman permen. Sebutir tapi..”
Wajah gadis itu berubah cerah, “Gak apa-apa, yang penting gue dapat sesuatu dari loe hari ini,” Reando mengerutkan dahi tanda bingung. Memangnya ini hari spesial apaan sih, sampe ngotot minta coklat. Dikasi’ permen relaxa aja udah segitu happynya, kayak yang ngasi pasha “ungu” aja..
Reando tau kalo’ gadis itu menyukainya, tapi dia belum mau menanggapi. Bukan karena dia benci atau apa, sejujurnya dia cukup tertarik dengan gadis itu. Hanya saja dia gak mau kalau prestasinya turun gara-gara sesuatu yang belum pasti.
Gadis itu memang memberi perhatian cukup buat Reando, dilakukan dengan cara yang hanya mereka berdua dan Tuhan saja yang tau. Namun, kalau mata murid-murid tak tertipu dengan penampilan sederhana mereka, kebersamaan mereka akan terlihat beda. Disetiap hari penting dalam hidup Reando, gadis itu selalu memberi sesuatu yang kecil namun ‘besar’.
Ketika hari yang ditunggu Reando tiba, gadis itu tak kunjung tiba. Padahal seharusnya dia tau, setelah pertemuan itu mereka akan sulit untuk bertemu kembali. Acara prom night itu gak mungkin untuk gadis smart seperti dia dilewati. Namun, itulah kenyataan. Hingga tengah malam Reando tak melihat sosok itu datang. Air matanya mengalir untuk pertama kali dalam hidupnya.

Sunset sudah berganti menjadi bulan. Bayangan kenangan itu membuat Reando betah menemani batu-batu karang yang melayani deburan ombak. Dan menikmati kepakan sayap camar laut di atas kepalanya.
Sedang di sisi lain Aron hampir mati lemas mencarinya. Padahal hari ini Reando disuruh balik ke Bandung karena Reando akan diperkenalkan pada seorang pengusaha terkenal, yang masih menjadi anggota keluarga Jayadi. Sedari tadi pak Jayadi sudah menelepon Aron menanyakan Reando. Sebagai sepupu Aron khawatir berat, karena dia tau Reando itu alergi ngembun. meski setahun belakangan alergi itu tak kambuh lagi, tapi tak menutup kemungkinan untuk penyakit itu kembali kalau Reando terlalu lama berada di luar sana.
“Duh Re.. loe kemana sih..” Gumam Aron untuk keseribu kalinya.
“Aron!” Suara pak Jayadi membuyarkan kepanikan Aron menjadi double kepanikan,
“Eh.., om!” Sahutnya gugup
“Kamu gimana sih, masa’ Reando pergi kamu gak tau?” Sergap pak Jayadi setibanya di apartement Aron.
“Maaf om, abisnya Reando pergi gak bilang-bilang. Bahkan Reando bolos kuliah om..” Lapor Aron,
“Apa?! Kamu jangan bercanda Aron, pake’ bilang Reando bolos segala…”
“Beneran om, kalo’ om gak percaya boleh tanya langsung sama dosennya om.”
“Ya ampun.. tuh anak. Kok bias-bisanya dia bikin ulah seperti ini, mana ada meeting lagi.” Pak Jayadi langsung meraih ponselnya, menekan beberapa nomor. “Halo, selamat malam pak Riant. Maaf.. bagaimana kalau pertemuan malam ini kita tunda dulu. Iya.. sekarang anak saya sedang mengalami masalah, terima kasih pak. Selamat malam.” Setelah menutup telepon pak Jayadi langsung mengajak Aron untuk ikut dalam mobilnya.
“Kamu tau kemana kira-kira Reando pergi?”
“Kurang tau om, karena selama ini Reando jarang keluar dan.. paling-paling jalan sebentar ke Mall om..”
“Kok punya anak satu aja repot begini sih..”
“Kita mencar aja om nyarinya, om kesinikan bawa mobil dua.. gimana kalau om suruh anak buah om ikut nyari…”
Pak Jayadi langsung menepuk jidatnya, “Iya ya…kenapa gak berpikir begitu dari tadi, sebentar..” Pak Jayadi langsung sibuk memerintah anak buahnya untuk mencari Reando, dan terdengar hadiah menarik bagi siapa saja yang berhasil menemukan Reando. Aron hanya mencuatkan bibir kekiri atas. Gak repot sebenarnya kalau orang kaya lagi ada masalah, tinggal suruh aja.. beres!
Reando mengelus tiger kesayangannya, yang telah menemaninya dari SMA. Sekilas kenangan terbayang ketika dia membawa gadis itu melayang dengan tigernya ketika sama-sama telat pergi sekolah. Dan itu adalah awal perjumpaan mereka.
Kini dia melayang sendirian, dan memang selalu sendirian. Di tengah kesunyian langit dan keramaian kota, Reando membawa laju tigernya. Nafasnya mulai terasa sesak, ya ampun.. dia baru ingat kalau dia alergi ngembun. Dengan menaikkan kecepatan motornya Reando berharap dapat mencapai pusat kota sebelum malam mencapai pagi. Namun, tatapannya semakin memudar. Napasnya terasa semakin sesak. Dan semua gelap, hanya ada suara benturan keras yang terakhir didengarnya. Setelah itu sunyi.


Love is too precious,do not destroy it.
Love is beauty, admire it.
Love is a challenge, meet it.
Love is a duty, complete it.
Love is a game, play it.
Love is a promise, fulfill it.
Love is sorrow, overcome it.
Love is a song, sing it.
Love is a struggle, accept it.

Reando merasakan ada sehelai kain lembut diujung tangannya. Kain itu bukan seprai atau selimut, tapi syal seorang gadis yang tengah asyik membaca The Lord of The Ring di samping ranjangnya. Perlahan Reando membuka matanya, dan merasa bibirnya kering.
“Haus…, minta.. air..” Meski diucapkan dengan suara samar, tapi gadis itu tetap terkejut.
“Kamu.. udah bangun?” Tanya gadis itu setelah berhasil menenangkan dirinya kembali.
“Gue haus..”
“Iya, bentar aku ambilin air dulu” Velite membantu Reando minum.
“Thanks, kenapa loe ada disini?”
“Mm.., sebenarnya aku nemenin Aron nungguin kamu. Soalnya papa kamu jemput mama kamu di Bandung,”
“Trus.. Aronnya mana?”
“Lagi nyari makanan katanya..”
“Aduuh..” Keluh Reando sembari memegang dadanya,
“Kamu kenapa?!”
“Dada gue sakit banget nih, rasanya gue… gak.. bias nafas…, Venne..air..” Tersendat-sendat Reando meminta Velite untuk mengambil air minum. Tapi bukannya mengambil air, velite malah lari keluar mencari dokter meninggalkan Reando yang terkulai lemah dengan pecahan gelas dilantai.
Saat mencapai ruangan dokter entah kenapa, Velite merasa aneh. Dia dengan sendirinya tau letak ruangan dokter, padahal dia jarang ke rumah sakit Jakarta. Dia juga merasa mengenal beberapa dokter dan perawat di rumah sakit ini. Dia merasa kalau dirinya pernah berada di sini sebelumnya. Dan disinilah awal semuanya, trus.. kenapa Reando memanggilnya Venne?!
“Dia akan baik-baik saja, mungkin ada hal lain yang mempengaruhi pikirannya. Biarkan dia istirahat, saya tinggal dulu.”
“Terima kasih dok..” Sahut Aron, dia kembali masuk.
“Aron, Venne mana?”
Aron mengerutkan dahinya, “Venne?!”
“A.. maksudnya Velite,”
“Oh.., gak tau tadi abis manggil dokter dia langsung pulang, kayaknya ada sesuatu gitu..”
Reando terdiam, kenapa kamu pergi lagi Venne? Aku belum dapat penjelasan kenapa kamu gak datang malam itu? Tanya hati Reando.
“Re, kenapa tadi loe manggil Velite dengan nama Venne?”
“Hm…. Dia teman SMA gue. Loe ingat waktu gue nanya tentang ingatan loe sama teman SMA loe? Gue nanya karena gue pengen tau, sebenarnya Venne atau Velite itu nganggap gue siapa? Kenapa dia sama sekali gak ingat sama gue?”
“Dia… pacar loe? Atau mantan?” Tanya Aron hati-hati,
Reando menggeleng lemah, “Bukan dua-duannya, tapi antaranya”
Aron semakin tidak mengerti, “Maksud loe?”
“Waktu SMA dulu, bisa dibilang kalau gue dan Venne sama-sama menyimpan perasaan yang sama, dari sikap dia ke gue dan perhatian yang dia kasi’” Reando diam sesaat, “Tapi waktu itu gue belum mau terlalu menanggapi perhatian dia, walau gue tau gue juga sayang sama dia. Gue cuman nunggu saat yang tepat aja. Tapi waktu kesempatan itu datang, Venne gak datang… acara perpisahan itu… tanpa sebuah kata dan tanpa sebuah pertemuan, dia menghilang begitu aja.., dia melupakan gue.”
Aron menepuk bahu Reando, tepat saat pak Jayadi dan bu Nia masuk. “sayang.., kamu udah baikan?” Tanya bu Nia tampak galau,
“Aku baik-baik aja kok ma…” Pak Jayadi hanya menatap wajah putranya dalam.
Reando menatap Aron, dan sebagai sepupu Aron tau apa yang diinginkan Reando lewat tatapannya. Dia pun dengan perlahan keluar mencari Venne. Reando sendiri hanya mampu berharap, setidaknya dia ingin Venne atau Velite mengingatnya sebagai teman sekelasnya waktu SMA.


Bukan kenangan yang aku impikan, bukan kesedihan yang aku harapkan, bukan perpisahan yang aku dambakan. Tapi.. masa depan, kebahagian dan kebersamaan kita.

“Tuhan.. gak mungkin aku bisa seperti ini. Hiks..! kenapa aku bisa melupakan Reando? Ternyata ini arti dari tatapan Reando waktu lihat aku, dia mengenal aku… bagaimana kalau dia kira aku melupakannya? Bagaimana kalau dia mengira aku dulu hanya mempermainkannya?”
Velite terbungkus kesedihan dalam tidurnya. Bayang-bayang penjelasan mama membuatnya semakin rapuh. “Iya, waktu itu kamu mengalami kecelakan. Saat kita masih tinggal di Jakarta, kamu pernah dirawat dirumah sakit Siloam juga. Tapi waktu itu kondisi kamu parah, hingga mama dan papa memutuskan untuk pergi ke Singapura. Untungnya nyawa kamu masih bisa diselamatkan, meskipun ingatan kamu tidak seratus persen pulih..”
Penjelasan mama dan pihak rumah sakit sama, ternyata Venne memang pernah dirawat disana. Perlahan Venne mengitari seisi kamar kostan itu. Mulai dari tempelan stiker Geisha di pintu kamar sampai pada bingkisan yang tergeletak di atas meja belajarnya. Kado yang juga terabaikan olehnya di tepi meja hampir terjatuh.
Bukannya Geisha adalah film kesukaan dia dan Reando? Bukannya itu bingkisan yang dia berikan secara tidak langsung pada Reando? Dia pernah memasuki kamar ini waktu meletakkan bingkisan itu, saat Reando tertipu untuk membelikannya roti tawar di mini market seberang. Pantas saja dia merasa tidak asing berada di kamar ini.

“Lho.., Venne. Ngapain loe ke sini?” Tanya Reando saat itu, saat ketika dirinya berdiri kaku di depan kostan Reando.
Dengan sedikit canggung Venne menunjuk belakang roknya, “Tolongin gue ya.., kayaknya gue tiba-tiba dapet. Bolehkan?” Dan dengan canggung pula Reando mempersilahkan Venne untuk masuk, sedangkan dia segera berlari ke mini market di seberang jalan.
Setelah Reando menghilang di antara mobil-mobil, Venne segera beraksi, dia menyelinapkan bingkisan berwarna merah marun dalam lemari Reando. Ketika Reando datang semuanya telah selesai, dan..
“Kayaknya bukan itu deh Re, cuma darah nyamuk.. sori ya, kalau gitu gue pulang dulu.. maaf merepotkan.” Dan Reando pun hanya bisa ternganga dengan ulah Venne.
“Huh!! Ada-ada aja,” Tapi Venne tidak tau kalau Reando tersenyum saat itu.
Reando semakin gak tahan, dia gak sabar untuk mendengar penjelasan Venne. Meskipun dia baru boleh pulang besok lusa, namun tekadnya membuat dia nekat untuk kabur.
“Papa..! Reando gak ada dikamarnya..!” Teriak bu Nia, pak Jayadi dan Aron pun segera melapor pada pihak rumah sakit. Namun Aron tau Reando kemana, dia hanya tidak mau menghalangi pencarian Reando. Dia tau hanya itu obat manjur bagi Reando.
“Dasar iceman, nekat juga sama yang namanya cinta..” Gumam Aron, dan pak Jayadi mendengar itu. Mau gak mau Aron terpaksa menceritakan semuanya. Pak Jayadi hanya menggeleng lemah.

“Aku udah nunggu dia berjam-jam, tapi dia gak pernah datang. Sampai kecelakaan itu terjadi, Reando gak pernah datang, gak pernah nemuin aku lagi!!” Seru Venne marah,
“Bahkan Reando gak pernah mau walau pun aku udah berusaha memberi perhatian padanya, dia gak pernah mau menerima bingkisan, pemberian terakhir dari aku. Dia..dia yang ninggalin aku dan membuat aku begini!” Teriak Venne lagi. Dan Aron tidak tau harus berkata apa.
“Gila! Gue gak pernah tau kalo’ dia ngasi’in gue bingkisan. Dan gue juga gak tau tentang surat itu!” Itulah respon Reando setelah mendengar cerita Aron tentang bingkisan dan surat itu.
“Sori Re.., bukannya gue gak bisa bawa Venne kesini, tapi gue gak mau kalian bertemu sebelum tau kebenarannya.”
Reando menggeleng lemah, “ini memang salah gue Aron, ini salah gue!!” Dan Aron pun harus berteriak meminta bantuan suster untuk menenangkan Reando.


Cinta menuntut kesetiaan, kesetiaan menuntut pengorbanan. Namun pengorbanan sejati adalah pengorbanan yang dilandasi cinta.

Kemana perginya Reando? Dia berhasil kabur dari penglihatan Aron dan papanya. Dia berjalan pelan menuju kostan itu, padahal malam sudah tiba, dan dia tau hal itu berarti apa. Tapi Reando gak peduli, dia rela melakukan apapun asalkan Venne tau yang sebenarnya.
Sebelum melangkah masuk, Reando menemukan stiker Geisha itu kini telah terlepas atau sengaja dilepaskan dari daun pintu kostan itu. Dia tau itu perbuatan Venne, dan sejenak keraguan menyelimutinya. Kali ini pun dia gak peduli.
Di dalam terbaring sesosok tubuh, tampak letih dan terluka. Seperti seseorang yang kehilangan hidupnya. Menggenggam sebuah bingkisan lusuh berwarna merah marun dalam dadanya. Reando meraih bingkisan itu, dia merasa napasnya memburu. Tapi keinginannya untuk melihat bingkisan itu memberinya kekuatan.
Dearest Ando,
Ini hanya kenang-kenangan kecil dari gue, semoga loe mau nerima ini. Ya.. memang sih cuma frame foto, tapi gue punya serangkai kata yang gue ukir disana buat loe.
Kalo’ loe suka, ataupun loe gak suka, gue tetep minta loe datang nemuin gue dibawah pohon akasia depan sekolah kita. Gue bakal nunggu loe sampe loe datang.


(Venne Litha Terumasa)
Venne
Reando membuka bingkisan itu, tertera namanya di sudut frame foto itu. ISPRAN ‘reando’ JAYADI entah kenapa Venne menulis nama panggilannya dengan huruf kecil semua, dan diberi tanda kutip, tapi itu terlihat manis.
Cinta…. Tak butuh apapun,
Kecuali kamu…
Rindu… tak perlu pertemuan
Kecuali kenangan..
Aku…. Sayang kamu.
Venne,

Reando menatap Venne, terlihat wajah lelah yang sedang tertidur. Reando memaksa dirinya untuk membungkuk dan mencium Venne. Namun, tarikan napasnya yang semakin memburu membuat Venne terbangun terlebih dulu.
“Ando..?!” Venne terlihat kaget,
“Ve… Venne..” Kemudian Reando terjatuh dan tak sadarkan diri. Cukup lama buat Venne untuk segera menyadari apa yang terjadi.
Reando menemukan Venne sedang berdiri di bawah pohon akasia, tersenyum dan menatap dirinya. Tapi ketika dia mendekat Venne menghilang. Dan Reando melihat Venne melangkah mundur menjauhinya… sekeras apapun dia mengejar Venne, tetap Venne tak bisa diraihnya.
Reando terkesiap, wajahnya penuh dengan butiran keringat dan napasnya terengah-engah. “Venne…Venne!!” Serunya,
Sunyi, tak ada sahutan. “Venne!!” Panggilnya lagi,
“Loe kenapa Re?” Aron yang datang.
“Aron, Venne mana?”
“Tenang, Velite.. eh, maksudnya Venne lagi ke belakang. Katanya sih kebelet pipis.”
“Oh…,” Wajah tegang Reando kini berganti dengan wajah lega. Selain karena Venne masih disini, dia juga udah gak lagi di rumah sakit. Sekarang kamar putih pucat rumah sakit berganti dengan nuansa warna klub favoritnya AC Milan, merah hitam.
“Kenapa sih, kok kayaknya loe lega gitu?” Tanya Aron sembari berbaring di samping Reando,
Reando menjawab setelah menarik napas panjang, “Soalnya gue belum sempat jelasin semuanya ke Venne, nah.. mumpung dia di sini, sebelum terlambat gue mo ngejelasin semuaaanya..”
“Gak ada yang perrlu dijelasin lagi Re..” Potong Venne di ambang pintu
“Tapi Venn…” Kepanikan tergambar kembali di wajah Reando, “Apa karena…”
“Karena gue udah tau, gue udah dengar semuanya dari Aron.” Lagi-lagi Venne memotong kalimat Reando, tapi kali ini cukup membuat wajah Reando sedikit merona,
“Ven, gue..” Kata-kata dari mulut Reando menggantung di ujung bibirnya. Berganti dengan senyum sumringah dirinya dan Venne. “Loe mau maafin gue?” Tanyanya kemudian
Venne menggeleng sambil melangkah mendekat, “Aku yang harus minta maaf, karena aku yang udah buat kamu gak bisa lembur lagi…” Reando menyentuh bibir merah Venne,
“Justru gue yang membuat semua ini, loe gak datang karena gue gak datang. Maaf ya…” Mereka bertatapan dengan mata yang berkaca-kaca.
“Woi, pasangan aneh. Giliran kemaren masih saling nyalahin. Eh.., udah ketemu malah nyalahin diri sendiri. Gila kali’ ya loe berdua..” Celetuk Aron, yang hampir terlupakan. Kemudian mereka bertiga terlibat obrolan seru, sampai-sampai lupa kalau sedari tadi empat pasang mata mengawasi dengan pandangan yang….hm...lelah menunggu giliran untuk ngobrol dengan Reando. Putra tunggal mereka sendiri.

Epilog:
Gadis itu meletakkan kertas di atas bangku di bawah pohon akasia itu. Kemudian dengan air mata bercampur gerimis dia melangkah meninggalkan tempat itu. Saat itu dia merasa tak perlu untuk mengenang cintanya pada lelaki itu. Dan sepertinya Tuhan mendengar bisikan hatinya. Saat menyeberang gadis itu tak menyadari sebuah truk yang melaju kencang kearahnya. Dan kecelakaan itu terjadi, dia tergeletak di pinggir jalan dengan darah segar yang mengalir dari kepalanya.
Tanpa dia sadari, dirinya pergi tanpa tau seseorang pun tengah menunggunya dengan menggigil di pingggir aula gedung itu. Dengan sabar dia terus berdiri, tanpa pernah melirik jam tangannya yang telah menunjuk angka tiga, sekarang jam tiga subuh. Dia menunggu lima jam, kemudian dengan tersenyum pula dia terkulai lemah tak sadarkan diri. Tentunya senyum lelah dan kepasrahan, tapi tanpa keinginan untuk melupakan.


Mencintai adalah proses penyatuan dua misi, dan tujuan yang terbentuk dari dua perbedaan.

12/4’08
Hariya