Minggu, 03 April 2011

Gadis Manis Penjaja Mawar



            Hari ini begitu bersemangat, seperti yang sedang dirasakan keluarga besarku. Hari ini kakakku di wisuda dan beberapa jam lagi dia telah menyandang gelar Si di belakang namanya. Memang patut untuk dibanggakan mengingat kakakku adalah anak tertua di keluargaku yang memang telah lama dinantikan untuk segera menyelesaikan kuliahnya. Ayah dan ibuku tidak pernah berhenti tersenyum dan selalu mengulang cerita yang sama pada setiap temannya yang bertemu di gedung ini ataupun melalui telepon genggamnya.
            Aku merasa gerah makanya Aku memilih untuk bersantai di luar dan menikmati udara segar. Ternyata memang nyaman duduk di luar di banding di dalam sana. Lebih tidak membosankan. Aku pun beranjak menuju sebuah kedai dan memesan minuman. Dari sana Aku melihat lebih banyak lagi hal-hal yang dilakukan orang-orang. Beberapa penjual tampak semangat menjajakan dan menawarkan makanan, minuman, dan barang jualannya. Namun, beberapa lagi terlihat begitu lelah dan mengantuk.
            Tiba-tiba sebuah suara dari belakang mencuri perhatianku. Ternyata seorang gadis manis dengan beberapa tangkai mawar ditangannya. Sembari tersenyum dia terus menawarkan bunganya pada beberapa pengunjung kedai itu. Sampai padaku dia dengan manisnya menawarkan mawar untuk diberikan pada pacar, sahabat, teman, atau keluarga yang diwisuda. Saking panglingnya Aku, Aku tidak menjawab tawarannya. Dia pun berlalu.
            Setelah gadis itu berlalu Aku baru tersadar. Gila..! gadis itu benar-benar manis dan menarik. Aku pastikan dia bukanlah satu di antara pedagang asongan atau seperti yang lainnya. Dia pasti seorang mahasiswa. Hal itu Aku tafsirkan dari pakaian yang dia gunakan, aksesorisnya, parfumnya, bahasa tubuhnya, dan wajahnya. Aku senyum-senyum sendiri melihat betapa Aku telah terganggu oleh kehadiran gadis si penjaja mawar itu.
            Iseng-iseng Aku berjalan memutari gedung sembari mencari kemana gerangan gadis tadi. Agak lama Aku mencarinya hingga akhirnya Aku lihat dia sedang berdiri bersama teman-temannya sambil menawarkan bunga pada beberapa orang yang ada di situ. Senyumnya tidak pernah hilang, selalu menjadi magnet bagi pengunjung yang membeli. Aku terpaku menatapnya, berharap dapat memiliki senyum manis itu dan membawanya pulang ke kampong.
            Gadis itu kini menggenggam satu buket bunga yang ia susun sendiri. Begitu cantik dan manis seperti yang memegangnya. Mawar merah dan putih yang ia pegang membuat beberapa orang tertarik dan Ku lihat semakin banyak yang membeli. Pintar juga ternyata dirinya menarik perhatian pembeli. Sembari menggenggam mawarnya gadis itu bercanda dengan teman-temannya. Sepertinya dia tidak lelah berdiri dan berkeliling menawarkan mawar-mawar itu. Gadis manis yang penuh semangat, begitu perfect.
            Gadis itu kembali melangkah, namun dia meninggalkan kotak bunganya pada temannya dan membawa buket bunganya pergi. Masih berkeinginan untuk melihatnya Aku pun mengikutinya. Penasaran akan apa yang bakal gadis itu lakukan sendirian. Langkahnya begitu riang dan tegas. Aku merasakan dia cukup menyita perhatian para pengunjung di sana. Selain memang wajahnya yang manis, mawar di tangannya menambah kecantikkan didirinya.
            Ternyata dia menuju pintu gedung. Ku lihat dia sembari tersenyum melambai pada seseorang di dalam. Ternyata dia juga menunggu seseorang di sini, mungkin bunga itu dipersiapkannya untuk seseorang itu. Akh! Aku semakin penasaran. Beberapa pengunjung menghampirinya dan menawarkan mawar itu. Dengan senang hati dia memberikan mawar itu dan menerima bayarannya. Aku merasa sedikit kecewa dengan mawar yang semakin berkurang di tangannya.
            Belum sampai kakiku menghampirinya, Ku lihat seorang pria memegang kamera dan mengarahkannya pada gadis itu. Apa dia teman gadis itu juga? Tapi sepertinya bukan. Gadis itu sendiri tidak menyadari dia dan mawarnya menjadi target kamera pria itu. Aku pun terinspirasi, dan mengeluarkan kamera juga. Aku mulai mencari titik dimana Aku dapat mengambil gambarnya dengan tepat. Beberapa jepritan Ku arahkan padanya. Benar-benar indah.
            Akhirnya Aku putuskan menghampirinya. Senyumnya langsung menyambutku dan dia langsung bertanya Aku membutuhkan mawar warna apa. Aku pun tersenyum dan mengangguk. Mulutnya segera berbentuk O saat Aku katakan Aku membeli semua mawarnya. Dengan tatapan tidak percaya dia menyerahkan mawar itu. Aku mengambil dua lembaran uang seratus ribu dan memberikannya. Kemudian Aku memberikan kembali mawar itu padanya sambil berkata “Bunganya jangan dijual lagi, simpan ya..” lalu berlagak cool Aku langsung berlalu. Sayang sekali Aku tidak bisa melihat ekspresi apa yang dia keluarkan saat Aku membelakanginya.
            Akhirnya acara wisuda ini selesai juga. Setelah puas berfoto-foto dan mengobrol sebentar, kami pun menuju mobil untuk kembali pulang. Saat mobil kami dengan pelan melewati beberapa pengunjung yang hilir mudik di jalan, tidak sengaja Aku melihat gadis itu sedang menaiki sepeda motor berwarna merah. Ku lihat wajahnya yang manis itu terlihat sangat bahagia. Dan akh..! dia meraih bunga yang tadi kubelikan untuknya dengan tersenyum. Manisnya…selamat tinggal gadis manis penjaja mawar seruku dalam hati dan menutup jendela mobil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar