BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa melepaskan diri dari karya sastra. Mulai dari buku, lagu atau musik, lukisan, gambar, dan banyak lainnya. Oleh sebab itu perlu diajarkan mengenai apresiasi sastra kepada siswa agar mereka lebih lagi dapat memahami mengenai sastra dan mampu mengekspresikannya dalam kehidupan mereka. Hal ini membuat guru harus berpikir secara kreatif untuk dapat melaksanakan pembelajaran ini dengan baik. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran apresiasi sastra ini, guru membutuhkan kekreatifitasan melalui penyediaan media. Dengan menggunakan media yang tepat maka pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan siswa dapat memahami pembelajaran lebih maksimal.
1.2 Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran apresiasi sastra?
3. Media apa yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra dan alasannya menggunakan media tersebut?
4. Bagaimana cara penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra?
5. Apa tujuan akhir yang ingin dicapai dalam pembelajaran apresiasi sastra dengan menggunakan media pembelajaran?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu media pembelajaran dan jenisnya.
2. Mengetahui lebih dalam mengenai pembelajaran apresiasi sastra.
3. Mengetahui media apa yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran apresiasi sastra dan alasan menggunakan media tersebut.
4. Mengetahui cara atau langkah penggunaan media dalam pembelajaran apresiasi sastra.
5. Mengetahui tujuan akhir yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra dengan media yang digunakan.
BAB II
MEDIA DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA
2.1 Pengertian Media Pembelajaran dan Apresiasi Sastra
Kata media berasal dari bahasa Latin medio. Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Peranan media yang dipilih harus sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
Pembelajaran apresiasi sastra adalah pembelajaran untuk memahami nilai kemanusiaan di dalam karya yang dapat dikaitkan dengan nilai kemanusiaan di dalam dunia nyata. Ada beberapa prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut. (1) Pembelajaran sastra berfungsi untuk meningkatkan kepekaan rasa pada budaya bangsa. (2) Pembelajaran sastra memberikan kepuasan batin dan pengayaan daya estetis melalui bahasa. (3) Pembelajaran apresiasi sastra bukan pelajaran sejarah, aliran, dan teori sastra.
Tujuan untuk memperoleh pengalaman bersastra dimaksudkan agar siswa memperoleh pengalaman berapresiasi dan berekspresi sastra. Pengalaman tersebut dilakukan siswa dengan membaca hasil karya sastra, mendengarkan pembacaan karya sastra, menonton pementasan sastra. Jadi dalam hal ini siswa siswa mampu berekspresi sastra melalui pengekspresian karya sastra. Kegiatan pengekspresian tersebut dapat dilakukan dengan cara: menulis (puisi, cerpen, dialog), berdeklamasi, mementaskan drama, dan lainnya. Selain itu juga bisa dilakukan dengan menulis surat kepada penulis hasil karya sastra tersebut. Hasil kreasi atau karya sastra dapat dipakai sebagai media dalam pembelajaran apresiasi sastra.
2.2 Jenis dan Alasan Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Apresiasi Sastra
Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
a. Media auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan suara saja, seperti radio, kaset rekoorder, piringan hitam. Media ini tidak dapat digunakan pada orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.
b. Media visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun.
c. Media audio visual
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliuti kedua jenis media yaitu auditif dan visual. Media ini masih terbagi lagi dalam :
1) Audia visual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti video kaset.
2) Audio visual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambar berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
Dalam pembelajaran apresiasi sastra ketiga media di atas dapat digunakan, karena sebenarnya ketiga jenis media di atas dihasilkan dari orang-orang yang menikmati sastra dan mengekspresikannya. Seperti yang telah diketahui, hasil karya sastra atas apresiasi sastra oleh para penikmatnya dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Ketiga jenis di atas dapat menjadi media dalam pembelajaran apresiasi sastra. Pengajaran apresiasi sastra menuntut kreatifitas seorang guru agar siswa dapat memahami dengan baik materi yang diajarkan. Beberapa media yang digunakan yaitu :
1. Media pembelajaran Stick Wayang Orang (SWO). SWO mencoba memfasilitasi rana imajinasi dan apresiasi siswa terhadap olahhati, olahpikir, dan olahrasa. Lewat media pembelajaran tersebut siswa dapat menepis anggapan bahwa belajar menulis karya sastra, khususnya membuat naskah drama, adalah hal yang sangat berat, menjengkelkan, dan membosankan. Dengan media pembelajaran SWO, siswa dapat bermain dengan imajinasinya. Menafsirkan lewat simbol gambar secara bebas. Memberi batasan sendiri terhadap kreativitas bahasa dialog antartokoh. Merancang tema, amanat, penokohan, dan latar cerita. Tanpa sadar, SWO menjadi hidup yang menceritakan kehidupan imajinasi siswa. Di sinilah, motivasi belajar siswa akan terlihat dengan sendirinya. Lebih penting lagi adalah kecerdasan linguistik verbal apresiasi sastra siswa akan terbangun dengan baik.
2. Media Gambar Berseri. Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antar gambar yang satu dengan gambar lainnya. dapat disimpulkan pengertian media gambar berseri adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan.
Media gambar berseri merupakan golongan atau jenis media visual gambar daiar. Media gambar memiliki kelebihan sebagai berikut :
a. Umumnya murah harganya, media gambar menggunakan kertas sebagai
bahan baku sehingga harga relatif murah.
b. Mudah didapat, untuk mendapatkannya guru bisa menggandakan dengan
cara memfotokopi.
c. Mudah digunakannya, penggunaan media ini cukup dilihat dengan mata
saja tanpa ada pengguaan alat lain sebagai penyerta.
d. Dapat memperjelas suatu masalah.
e. Lebih realistis.
f. Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan.
g. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
2.3 Cara Penggunaan Media Dalam Apresiasi Sastra
Media yang digunakan dalam pembelajaran apresiasi sastra diantaranya adalah media gambar berseri dan media SWO. Berikut penjelasan mengenai langkah atau konsep penerapan masing-masing media pembelajaran :
a. Media Pembelajaran SWO
Aplikasi pengembangan media pembelajaran SWO dalam pelajaran bahasa Indonesia dalam Standar Kompetensi (SK) mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama pada Kompetensi Dasar (KD) menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama. Gambar tanpa dialog atau caption dalam media pembelajaran yang diambil dari potongan koran dan majalah akan dibuatkan dialog bebas oleh siswa dalam bentuk naskah drama. Siswa diberikan kebebasan dalam membuat dialog, mulai dari nama tokoh, perwatakan, tema, isi sampai pada akhir ceritanya. Setelah itu, siswa membacakan naskah drama yang telah dibuat berdasarkan gambar.
Media pembelajaran SWO dibuat dari bahan sederhan dan daur ulang. Gambar orang diambil dari potongan koran atau majalah bekas. Cari gambar yang menarik perhatian siswa. Minimal terdapat 2 sosok gambar manusia untuk memudahkan dalam penyusunan naskah dialog dalam wayang orang. Gambar dari potongan tersebut dilekatkan pada kertas yang agak tebal sehingga bisa tegak berdiri ketika dilekatkan pada sebuah steak atau tangkai es krim, seperti wayang. Pembuatan SWO dapat terlihat Seperti gambar di bawah ini :
b. Media Gambar Berseri
Dalam media gambar berseri ini, guru tidak terlalu repot dalam menyiapkan materi ajar. Cukup dengan mencari gambar berseri dalam sebuah buku, majalah atau koran, dan berikan pada siswa. Cukup dengan modal sebuah buku, majalah, atau Koran guru hanya mengkopi kemudian dibagikan pada siswa untuk dianalisis dan siswa mencari tahu mengenai sesuatu yang terdapat dalam gambar berseri tersebut. Selain mendapatkannya melalui buku dan lainnya, gambar berseri juga dapat dibuat sendiri oleh guru. Setelah dibagikan kepada siswa minta siswa menemukan sesuatu yang terjadi dalam cerita, lalu minta mereka untuk bercerita dengan menggunakan gambar tadi di depan kelas mengenai kejadian yang berhasil disimaknya.
2.4 Tujuan Akhir Penggunaan Media Dalam Apresiasi Sastra
Adapun manfaat ataupun tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran apresiasi sastra melalui dua media pembelajaran tadi yaitu :
a. Manfaat dari media pembelajaran SWO bagi siswa adalah :
1. Motivasi belajar siswa terkait dengan materi pembuatan naskah drama dapat meningkat dengan media pembelajaran dan permainan yang dikembangkan.
2. Kreativitas dan imajinasi siswa diberikan ruang gerak yang luas, sehingga siswa memiliki kemampuan untuk mengapresiasi pikiran dan perasaannya.
3. Stimulasi gambar yang terdapat dalam SWO akan memudahkan siswa dalam membuat dialog dalam naskah drama.
b. Manfaat dari media gambar berseri bagi siswa adalah :
1. Menarik perhatian siswa terhadap materi ajar
2. Memotivai kreatifitasan siswa dalam pembelajaran apresiasi sastra melalui gambar dan lainnya.
3. Kejadian dalam gambar berseri tadi memampukan siswa untuk membuat dialog dan berbicara tentang kejadian tersebut.
4. Melatih daya pikir dan kemampuan siswa dalam menganalisis gambar.
Pada umumnya kedua media ini memberikan manfaat dan memiliki tujuan yang sama dalam pembelajaran bagi siswa mengenai apresiasi sastra. Keduanya sama-sama bertujuan untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam mengapresiasikan sastra dan mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Selain itu standar kurikulum dan kompetensi dasar dalam kurikulum pun dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam setiap pembelajaran sebenarnya membutuhkan media yang tepat untuk menunjang kebutuhan siswa dan mengefektifkan siswa dalam memahami materi ajar. Dalam pembelajaran apresiasi sastra pun demikian. Media yang digunakan dapat berupa media audio, auditif, mauun audiovisual. Ketiga media ini dapat menunjang kebutuhan guru dan siswa dalam pembelajaran apresiasi sastra. Media-media yang digunakan dua diantaranya adalah media pembelajaran SWO dan media gambar berseri. Dalam melaksanakan kedua media ini guru pun dapat mencari dan membuatnya dengan mudah, karena keduanya memiliki sifat sederhana. Dengan adanya kedua media tersebut dalam pembelajaran dapat dipastikan siswa akan mengikuti proses pembelajaran dengan baik, bersemangat, dan bergairah. Dengan adanya kekuatan tersebut, maka tujuan akhir dari pembelajaran pun dapat tercapai.
3.2 Saran
Dalam pembelajaran di sekolah-sekolah, masih sering didapati bahwa guru-guru tidak dapat menggunakan media pembelajaran, bahkan tidak berinisiatif dalam mencari dan membuat media pembelajaran bagi siswanya. Padahal sebagai seorang guru kita dituntut untuk memiliki kreatifitasan dalam mendidik siswa. Oleh sebab itu, dengan adanya kedua media di atas dapat dirasakan cukup baik jika terlaksana. Kedua media tersebut dapat menjadi inspirasi bagi siswa maupun guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan begitu, setiap kali melaksanakan pembelajaran guru dapat menggunakan kedua media tersebut sehingga siswa mampu menerima dan memahami setiap materi ajar dalam apresiasi sastra.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com/pengertian apresiasi sastra
http://www.google.com/pengertian media pembelajaran
http://www.google.com/jenis media pembelajaran dalam bahasa Indonesia
http://www.google.com/penggunaan media pembelajaran
http://www.google.com/media dalam pembelajaran apresiasi sastra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar